Sakit gigi bisa terjadi karena:
- karies gigi
- abses
- peradangan gusi di sekitar akar gigi (perikoronitis)
- peradangan sinus (sinusitis).
Jika beberapa gigi atas terasa sakit pada saat mengunyah atau ketika membungkuk, maka kemungkinan penyebabnya adalah sinusitis (terutama jika sakit gigi timbul pada saat penderita menderita pilek). Pengobatan untuk sinusitis adalah antibiotik dan dekongestan (obat untuk melegakan hidung tersumbat).
GIGI PATAH & GIGI TANGGAL
Seseorang yang merasakan nyeri yang tajam dan berlangsung singkat ketika mengunyah atau memakan sesuatu yang dingin, mungkin memiliki gigi yang patah sebagian (fraktur inkomplit, greenstick). Selama giginya patah sebagian dan bagian dari gigi tersebut belum terbelah, dapat diperbaiki dengan penambalan (restorasi).
Gigi depan bagian atas, terutama gigi seri, cenderung mudah mengalami cedera dan patah. Jika setelah suatu cedera sebuah gigi tidak peka terhadap udara, kemungkinan besar hanya permukaan bagian luarnya (email) saja yang telah mengalami kerusakan. Bahkan jika email telah mengalami kerusakan kecilpun, tidak dibutuhkan pengobatan segera.
Patah pada lapisan pertengahan gigi (dentin) biasanya akan menimbulkan nyeri jika gigi menyentuh udara dan makanan. Jika patah terjadi pada lapisan gigi paling dalam (pulpa), pada bagian yang patah akan tampak sebuah bintik merah dan seringkali terlihat darah. Pengobatan saluran akar mungkin perlu dilakukan untuk mengangkat pulpa yang tertinggal sebelum pulpa mati dan menyebabkan nyeri yang hebat. Jika penderita berusia dibawah 12 tahun, pengobatan saluran akar ditunda sampai akar dari gigi yang terkena terbentuk sempurna.
Jika suatu cedera menyebabkan tanggalnya gigi ke dalam kantong gigi atau menyebabkan perdarahan jaringan gusi di sekitarnya, penderita harus segera mendatangi dokter gigi. Kerusakan gigi susu bagian depan biasanya tidak menimbullkan masalah. Bila kerusakannya lebih parah, gigi susu tersebut dapat dicabut tanpa membahayakan gigi tetap atau dengan menyisakan tempat untuk tumbuhnya gigi tetap. Jika gigi susu di bagian belakang mulut mengalami kerusakan, dimasukan suatu alat yang disebut space-maintainer, sehingga gigi tetap tumbuhnya tidak saling tumpang tindih.
PATAH RAHANG
Rahang yang patah menyebabkan nyeri dan biasanya menyebabkan maloklusi. Mulut seringkali tidak dapat dibuka lebar atau bergeser ke satu sisi jika dibuka atau ditutup.
Sebagian patah rahang terjadi di rahang bawah (mandibula). Patah rahang atas (maksila) bisa menyebabkan:
- penglihatan ganda (karena otot mata menempel di dekatnya)
- mati rasa di kulit dibawah mata (karena cedera pada persarafannya)
- ketidakteraturan pada tulang pipi yang bisa dirasakan jika jari-jari tangan meraba pipi.
Setiap cedera yang menyebabkan patah rahang, juga bisa melukai tulang belakang di leher, sehingga sebelum dilakukan pengobatan terhadap patah rahang, sering dilakukan pemeriksaan rontgen leher. Suatu pukulan kuat yang menyebabkan patah rahang juga dapat menyebabkan geger otak atau perdarahan intrkranial.
Jika diduga terjadi patah rahang, maka penderita harus menahan rahangnya dengan mengatupkan giginya dan rahang tidak boleh digerakkan. Rahang bisa ditahan dengan tangan atau dengan perban yang dililitkan sebanyak beberapa kali di bawah rahang dan ke atas kepala, tetapi jangan sampai menghalangi jalan udara. Penderita secepat mungkin mencari bantuan medis karena fraktur bisa menyebabkan perdarahan di dalam dan penyumbatan jalan nafas.
Di rumah sakit, rahang atas dan rahang bawah akan diikat dengan kawat (wiring), dan dibiarkan selama 6 minggu agar tulang sembuh sempurna. Selama pemasangan kawat, penderita hanya dapat minum cairan melalui sedotan. Banyak patah rahang yang dapat diperbaiki melalui pembedahan dengan sebuah piringan; rahang tidak boleh digerakkan hanya selama beberapa hari, setelah itu penderita bisa makan makanan lunak selama beberapa minggu.
Antibiotik biasanya diberikan pada patah majemuk, dimana patah tulang menjalar ke gigi atau kantongnya dan merupakan patah terbuka yang berhubungan dengan daerah yang tercemar (misalnya mulut).
MASALAH YANG TIMBUL SETELAH PENGOBATAN GIGI
- Pembengkakan.
Pembengkakan biasa terjadi setelah dilakukan tindakan tertentu terhadap gigi, terutama pencabutan gigi dan pembedahan periodontal. Meletakkan bongkahan es batu (atau sekantong plastik kacang polong atau jagung beku) pada pipi dapat mencegah terjadinya pembengkakan.
Bongkahan es tersebut diletakkan pada pipi selama 25 menit dan kemudian dilepaskan selama 5 menit. Jika setelah 3 hari pembengkakan menetap atau meningkat, atau jika nyerinya hebat, mungkin telah terjadi infeksi dan penderita harus segera menemui dokter giginya.
- Dry-socket.
Dry-socket (pemaparan terhadap tulang di dalam kantong gigi yang menyebabkan tertundanya penyembuhan), bisa terjadi setelah pencabutan gigi belakang sebelah bawah. Biasanya rasa tidak nyaman akan berkurang dalam 2-3 hari setelah pencabutan gigi dan kemudian secara tiba-tiba bertambah buruk, biasanya disertai dengan sakit telinga.
Biasanya hal ini akan menghilang dengan sendirinya setelah 1 sampai beberapa minggu, tetapi dokter gigi bisa memasukkan verban anestetik ke dalam kantong untuk menghilangkan nyeri. Verban ini diganti setiap 1-2 hari selama 1 minggu.
- Perdarahan.
Perdarahan setelah pembedahan mulut sering terjadi. Biasanya hal ini bisa dehentikan dengan menekan tempat pembedahan selama beberapa jam bertama, yaitu dengan menggigit kapas selama 1 jam.
Perdarahan dalam mulut dapat mengecoh karena sejumlah kecil darah akan bercampur dengan air liur sehingga perdarahan tampak lebih banyak dari sesungguhnya. Jika perdarahan berlangsung terus menerus, daerah yang mengalami perdarahan dibersihkan kemudian sepotong kasa tipis yang baru atau sebungkus kantong teh yang sudah dibasahi kembali digigit di daerah tersebut. Jika perdarahan berlangsung terus sampai lebih dari beberapa jam, penderita harus segera menemui dokter giginya.
Orang yang secara rutin mengkonsumsi antikoagulan atau aspirin (meskipun hanya 1 tablet aspirin/hari), harus menyampaikannya kepada dokter gigi pada 1 minggu sebelum dilakukan pembedahan karena obat-obat tersebut meningkatkan kecenderungan terjadinya perdarahan. Dosis obat tersebut bisa disesuaikan atau dihentikan untuk sementara waktu.