Monday, January 4, 2010

Schizophrenia

DEFINISI
Schizoprenia adalah kekacauan jiwa yang serius ditandai dengan kehilangan kontak pada kenyataan (psikosis), halusinasi, khayalan (kepercayaan yang salah), pikiran yang abnormal dan mengganggu kerja dan fungsi sosial.

Schizophrenia adalah masalah kesehatan umum di seluruh dunia. Kejadian schizophrenia di seluruh dunia adalah kurang dari 1 persen, walaupun angka kejadian bisa lebih tinggi atau lebih rendah yang telah diketahui. Di Amerika Serikat, orang dengan schizoprenia menempati sekitar seperempat tempat tidur rumah sakit dan tinggal kurang lebih 20 hari. Schizophrenia lebih sering terjadi daripada penyakit Alzheimer, penyakit gula, atau multiple sklerosis.

Beberapa ciri-ciri kekacauan merupakan bagian dari gejala Schizophrenia. Kekacauan yang menyerupai Schizophrenia, tetapi dengan gejala yang ada kurang dari 6 bulan, hal ini disebut Schizophreniform. Kekacauan dengan lama kegilaan berakhir sedikitnya 1 hari tetapi kurang dari 1 bulan disebut penyakit psikosis singkat.

Suatu kekacauan ditandai oleh adanya perasaan, seperti depresi atau keranjingan, serta gejala schizophrenia yang lebih khas disebut schizoaffective. Suatu kekacauan watak yang mungkin mirip dengan gejala Schizophrenia, tetapi dengan gejala umum yang tidak begitu hebat seperti kriteria untuk kegilaan, disebut schizotypal kekacauan watak.

Jenis Schizophrenia
Beberapa peneliti percaya Schizophrenia adalah kekacauan tunggal, sedangkan yang lainnya percaya hal ini adalah sindrom (koleksi gejala) dari banyak sumber penyakit. Jenis Schizophrenia didasarkan pengelompokan pasien dengaan gejala yang sama.Tetapi pada penderita secara individu, jenisnya akan berubah dengan berjalannya waktu.

Schizophrenia paranoid ditandai dengan keasyikan dengan khayalan atau halusinasi pendengaran; berbicara ngawur dan emosi yang aneh menonjol. Hebephrenic atau Schizophrenia tidak teratur ditandai dengan berbicara ngawur, kelakuan aneh, dan emosi datar yang aneh. Schizophrenia Catatonic didominasi dengan gejala fisik seperti keadaan tak bergerak, gerak tubuh berlebihan, atau melakukan postur aneh.

Schizophrenia yang tak dapat digolongkan sering ditandai dengan gejala-gejala dari semua kelompok; khayalan dan halusinasi, memikirkan kekacauan dan kelakuan aneh, dan gejala defisit atau negatif.

Baru-baru ini, Schizophrenia sudah diklasifikasikan berdasarkan ada tidaknya dan keparahan gejala negatif atau defisit. Pada pasien dengan jenis negatif atau defisit schizophrenia, dengan gejala negatif, seperti emosi yang datar, kekurangan motivasi, dan tidak punya tujuan yang menonjol. Pada penderita dengan non-defisit atau paranoid sizofrenia, khayalan dan halusinasi sangat menonjol, tetapi memiliki relatif sedikit gejala negatif yang terpantau.

Pada umumnya, orang dengan Schizophrenia non-defisit cenderung menjadi tidak parah dan lebih responsif terhadap pengobatan.


PENYEBAB
Meskipun penyebab spesifik Schizophrenia tidak diketahui, kekacauan ini secara jelas mempunyai dasar biologi. Banyak teori menyetujui model vulnerability-stress, dimana schizophrenia sering terjadi pada orang yang secara biologis lemah. Apa yang membuat orang yang lemah menjadi Schizophrenia belum diketahui tetapi mungkin termasuk kecenderungan genetik; masalah setelah, selama, atau sesudah kelahiran; atau infeksi virus otak.

Kesulitan dalam mengolah informasi, ketidakmampuan untuk memberi perhatian, ketidakmampuan untuk bertingkah laku dengan cara yang dapat diterima secara sosial, dan ketidakmampuan untuk menanggulangi masalah umum mungkin menunjukkan kelemahan. Di model ini, tekanan lingkungan, seperti peristiwa kehidupan menegangkan atau bagian masalah mendasar yang salah, menjadi pemicu datangnya dan kambuhnya Schizophrenia pada individu yang lemah.

GEJALA
Penderita Schizophrenia banyak terjadi antara usia 18 dan 25 tahun bagi laki-laki dan antara 26 sampai 45 untuk wanita. Tetapi, datangnya di masa kecil atau awal masa remaja atau di akhir masa hidup adalah jarang terjadi.

Datangnya mungkin mendadak, beberapa hari atau minggu, atau lambat dan tersembunyi, lebih dari bertahun-tahun. Keparahan dan macam gejala bisa berubah-ubah secara signifikan di antara penderita Schizophrenia. Secara umum, gejala terbagi dalam tiga kelompok utama; khayalan dan halusinasi; pikiran yang kacau dan tabiat yang aneh; dan dengan gejala yang minim dan negatif. Orang mungkin mempunyai gejala dari satu atau ketiga kelompok tersebut. Gejala-gejala tersebut bisa cukup parah seperti mengganggu kemampuan untuk bergaul dengan orang lain, dan merawat diri sendiri.

Khayalan adalah kepercayaan palsu yang biasanya meliputi salah tafsir persepsi atau pengalaman. Misalnya, penderita Schizophrenia mungkin mengalami khayalan, percaya bahwa mereka sedang disiksa, diikuti, diperdayakan, atau dimata-matai.Mereka mungkin mempunyai referensi khayalan, percaya bahwa bagian dari buku, koran, atau syair lagu ditujukan secara khusus untuk mereka.

Mereka mungkin mempunyai khayalan pemikiran yang terbalik atau pikiran disisipi, percaya bahwa orang lain bisa membaca pikiran mereka, bahwa pikiran mereka sedang ditransfer ke orang lain, atau bahwa pikiran dan gerak hati mereka sedang dipaksakan pada oleh pihak lain.

Halusinasi baik, penglihatan, bau, rasa, atau sentuhan mungkin terjadi, meskipun halusinasi suara (halusinasi pendengaran) adalah yang sering terjadi. Penderita mungkin mendengar suara yang mengomentari kelakuannya, berbicara dengan satu sama lain, atau membuat komentar kritis dan kasar terhadapnya.

Kekacauan pikiran berkaitan dengan pikiran yang berantakan, yang tampak kalau berbicara bertele-tele, bergeser dari satu topik kepada lainnya, dan kehilangan arah tujuannya. Kemampuan bicara mungkin dengan perlahan menjadi tak teratur atau betul-betul membingungkan dan tak dapat dipahami.

Kelakuan aneh mungkin berubah bentuk menjadi kebodohan kanak-kanak, kegelisahan, atau penampilan, kebersihan, atau berlagak yang tak pantas.

Kelakuan Catatonic motor adalah bentuk ekstrim tingkah laku yang aneh pada penderita dimana penderita berdiam dengan postur kaku dan melawan untuk dipindahkan atau, lebih parah lagi, berdiam diri tanpa maksud dan gerak motornya tak terangsang.

Gejala defisit atau negatif Schizophrenia termasuk tidak terpengaruh, kemunduran ketrampilan berbicara, anhedonia, dan antisosial.

Tidak terpengaruh seperti emosi yang datar. Mimik penderita mungkin tak beremosi; kontak mata buruk dan kesulitan mengekspresikan perasaan. Peristiwa yang umumnya membuat orang tertawa atau menangis tak diresponnya.

Kemunduran ketrampilan berbicara sesuai dengan kemunduran pemikiran yang menyebabkan penurunan keterampilan berbicara. Jawaban terhadap pertanyaan mungkin ketus, satu dua kata, membuat kesan kekosongan dalam.

Anhedonia merujuk pada ketidakmampuan menikmati kesenangan; penderita mungkin kurang tertarik pada hobinya dan melewatkan lebih banyak waktu tanpa tujuan.

Asosial adalah kurangnya ketertarikan untuk berhubungan dengan orang lain.

Gejala-gejala negatif ini sering dihubungkan dengan kehilangan motivasi, pencapaian maksud, dan cita-cita.


DIAGNOSA
Tidak ada pengujian untuk mendiagnosa Schizophrenia. Seorang psikiater membuat diagnosa berdasarkan penilaian menyeluruh terhadap sejarah dan gejala penderita. Untuk memperkuat diagnosa Schizophrenia, gejala harus ada sedikitnya 6 bulan dan berhubungan dengan menurunnya kinerja, sekolah, atau fungsi sosial.

Informasi dari keluarga, teman, atau guru sangat penting untuk menentukan kapan mulai sakit. Dokter akan mengesampingkan kemungkinan bahwa gejala kegilaan penderita disebabkan oleh kekacauan perasaan. Pengujian laboratorium sering dilakukan untuk mengesampingkan penyalahgunaan bahan atau obat, atau kerusakan sistem endokren yang dapat menimbulkan efek psikosis.

Contoh kerusakan seperti tumor otak, ayan cuping temporal, penyakit autoimune, penyakit Huntington?s, penyakit hati, dan reaksi berlawanan dari obat. Orang dengan Schizophrenia mempunyai otak abnormal yang dapat dilihat melalui alat pemindai tomography (CT scan) atau magnetic resonance imaging(MRI).Tetapi, kekurangannya adalah tak spesifik untuk mendiagnosa sizofrenia pada pasien perseorangan.




PENGOBATAN
Tujuan umum pengobatan adalah mengurangi keparahan gejala kegilaan, mencegah kekambuhan dari masa timbulnya gejala dan hal-hal yang berkaitan dengan kemunduran fungsi, dan memberikan dukungan untuk mencapai taraf hidup yang terbaik.

Obat antipsikosis, aktivitas rehabilitasi dan komunitas pendukung, dan psikoterapi adalah tiga komponen utama dalam pengobatan.

Obat antipsikosis efektif untuk mengurangi dan menghilangkan gejala seperti delusi, halusinasi dan pikiran yang kacau. Setelah gejala akut telah hilang, pemberian obat antipsikosis yang terus menerus untuk menghilangkan gejala secara menyeluruh.

Sayangnya, antipsikosis mempunyai efek samping yang berat seperti sedasi, kekakuan otot, tremor dan berat badan meningkat. Obat ini juga dapat menyebabkan tardive dyskinesia, suatu kekacauan gerakan yang tak disengaja sering ditandai dengan mengerutkan bibir dan lidah atau menulis diatas tangan atau kaki. Tardive dyskinesia tak akan hilang walau obat dihentikan. Jika kasus ini terjadi tak ada pengobatan yang efektif.

Sekitar 75 persen penderita merespon obat antipsikosis utama, seperti chlorpromazine, fluphenazine, haloperidol, atau thioridazine. Setengah lebih dari 25 persen penderita dapat dibantu oleh obat antipsikosis baru clozapine.

Karena clozapine mempunyai efek samping seperti menyerang atau menekan fungsi sumsum tulang. Biasanya obat ini digunakan hanya pada penderita yang tidak berespon terhadap obat antipsikosis lainnya. Penderita yang meminum obat ini harus diperiksa kandungan sel darah putihnya setiap minggu.

Penelitian untuk mencari obat yang tidak mempunyai efek samping yang serius seperti clozapine dilakukan. Risperidone sekarang sudah tersedia.

Psikoterapi adalah aspek pengobatan lain yang penting. Pada umumnya, tujuan psikoterapi adalah untuk membangun hubungan kolaborasi antara pasien, keluarga dan dokter. Dengan demikian diharapkan penderita dapat belajar untuk memahami dan mengontrol penyakitnya, untuk minum obat sesuai resep dan mengatur stres yang dapat memperburuk penyakit.


PENCEGAHAN
Untuk waktu pendek (1 tahun), prognosis Schizophrenia berhubungan erat dengan bagaimana penderita menjalani pengobatan. Tanpa pengobatan 70 hingga 80 persen penderita yang pernah menderita schizophrenia akan mengalami kekambuhan setelah 2 bulan berikutnya dari masa sakit yang lalu. Pemberian obat yang terus menerus dapat mengurangi tingkat kekambuhan hingga 30 persen.

Untuk jangka panjang, prognosis penderita schizophrenia bervariasi. Pada umumnya, sepertiga penderita mengalami kesembuhan yang berarti dan tetap, sepertiga pendeita mengalami sedikit perbaikan yang diselingi dengan kekambuhan dan sepertiga penderita kondisinya menjadi buruk dan permanen. Faktor yang mempengaruhi prognosis yang baik meliputi mulai munculnya penyakit yang mendadak, menderita pada usia lanjut, mempunyai tingkat kemampuan yang baik dan berprestasi sebelum sakit, penyakit dengan jenis paranoid atau nondefisit.

Faktor yang mempengaruhi prognosis yang buruk meliputi menderita pada waktu muda, tingkat sosial dan kemampuan yang rendah sebelum sakit, dari keluarga penderita schizophrenia, dan penyakit dengan jenis hebeprenic atau defisit. 10 persen kasus bunuh diri ada kaitannya dengan Schizophrenia. Rata-rata, schizophrenia mengurangi masa hidup penderita 10 tahun.