Tuesday, February 16, 2010

Inersia Kolon

DEFINISI
Inersia Kolon adalah berkurangnya kontraksi usus besar atau hilangnya kepekaan rektum terhadap keberadaan tinja, sehingga terjadi konstipasi menahun (kronik). Inersia kolon sering terjadi pada orang tua dan orang yang berada dalam keadaan lemah atau berbaring terus di tempat tidur; tetapi dapat juga terjadi pada wanita muda yang sehat. Usus besar tidak memberikan respon terhadap rangsangan yang menyebabkan defekasi (buang air besar), seperti makan, perut yang penuh, usus besar yang penuh dan adanya tinja dalam rektum.


PENYEBAB
Obat yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan sering menyebabkan kondisi seperti ini atau memperburuk keadaannya, terutama narkotik (codein) dan obat anticolinergik (amitriptyline-obat depresi atau propantheline-obat diare). Inersia kolon kadang-kadang terjadi pada orang yang menunda defekasinya atau yang menggunakan pencahar atau enema dalam jangka panjang.


GEJALA
Konstipasi yang terjadi dalam jangka panjang, merupakan masalah sehari-hari. Bisa disertai perasaan tidak enak di perut. Penderita bisa mengalami impaksi tinja, dimana tinja di ujung usus besar dan rektum mengeras dan menghalangi jalan keluarnya. Penyumbatan ini bisa menyebabkan kram, nyeri rektum dan susah buang air besar. Di sekeliling penyumbatan sering keluar lendir cair, yang kadang-kadang diartikan sebagai diare.


DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan colok dubur, rektum penuh dengan tinja lunak, tapi penderita tidak ada keinginan untuk defekasi atau ada keinginan, tapi mengalami kesulitan.


PENGOBATAN
Diberikan supositoria (obat yang dimasukkan melalui lubang dubur) atau enema (larutan yang dimasukkan melalui lubang dubur) berupa 2-3 ons air, air campur garam (enema salin) atau minyak (minyak zaitun). Pada impaksi tinja, digunakan pencahar, biasanya bahan-bahan osmotik. Kadang-kadang tinja yang keras perlu dikeluarkan dengan bantuan tangan atau suatu alat. Penderita harus berusaha untuk buang air besar setiap hari, lebih baik 15-45 menit setelah makan, karena makan akan merangsang kontraksi usus. Selain itu, bisa dibantu dengan olah raga yang teratur.


PENCEGAHAN
Olah raga yang teratur dan makanan yang kaya akan serat (sayuran dan buah-buahan) akan membantu mencegah terjadinya kelainan ini.