Friday, April 9, 2010

Hipotensi Ortostatik (Orthostatic Hypotension)

DEFINISI
Hipotensi Ortostatik (Orthostatic Hypotension) adalah penurunan tekanan darah yang berlebihan ketika seseorang sedang berdiri, yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak dan pingsan.


PENYEBAB
Hipotensi ortostatik bukankah suatu penyakit yang spesifik tetapi merupakan ketidakmampuan untuk mengatur tekanan darah dengan segera.

Hipotensi ortostatik memiliki banyak penyebab:
  1. Pengaruh gaya gravitasi bumi
    Jika seseorang berdiri secara tiba-tiba, gaya gravitasi menyebabkan sejumlah darah terkumpul di dalam pembuluh vena di tungkai dan tubuh bagian bawah. Pengumpulan darah ini mengakibatkan berkurangnya sejumlah darah yang akan kembali ke jantung dan sejumlah darah yang akan dipompa oleh jantung. Sebagai akibatnya tekanan darah menurun. Tubuh akan segera memberikan respon, dimana denyut jantung bertambah cepat dan kontraksinya menjadi lebih kuat. Pembuluh darah mengkerut sehingga kapasitasnya lebih kecil. Jika respon kompensasi tersebut gagal atau tidak lancar, akan terjadi hipotensi ortostatik.
  2. Pengaruh obat-obatan
    Sebagian besar episode hipotensi ortostatik merupakan akibat dari efek samping obat, terutama obat tertentu yang diberikan untuk mengatasi kelainan kardiovaskuler dan terutama pada orang tua.
    Sebagai contoh, diuretika (terutama diuretika yang kuat dan dalam dosis tinggi), bisa menyebabkan berkurangnya volume darah dengan mengeluarkan cairan dari tubuh sehingga tekanan darah menurun. Obat-obat yang melebarkan pembuluh darah (misalnya nitrat, penghalang kalsium dan penghambat ACE), akan meningkatkan kapasitas pembuluh darah sehingga menurunkan tekanan darah.
  3. Perdarahan atau kehilangan cairan yang berlebihan
    Perdarahan atau kehilangan cairan berlebihan (karena muntah, diare, keringat berlebihan, diabetes yang tidak diobati atau penyakit Addison), bisa menurunkan volume darah.
  4. Gangguan pada sistem sensor
    Sistem sensor di dalam arteri yang memicu terjadinya respon kompensasi, bisa mengalami gangguan karena obat tertentu, yaitu barbiturat, alkohol dan obat-obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan depresi.
  5. Pengaruh penyakit tertentu
    Penyakit yang merusak saraf yang mengatur diameter pembuluh darah, juga bisa menyebabkan hipotensi ortostatik. Hal ini sering merupakan komplikasi dari diabetes, amiloidosis dan cedera tulang belakang.


GEJALA
Sebagian besar penderita mengalami:
- pingsan
- kepala terasa melayang/berputar
- pusing
- bingung/linglung
- penglihatan kabur (pada saat bangkit dari tempat tidur secara tiba-tiba atau ketika berdiri setelah duduk dalam waktu yang lama).

Kelelahan, latihan, alkohol atau makanan berat bisa memperburuk gejala. Penurunan aliran darah ke otak juga dapat menyebabkan penderita jatuh pingsan dan bahkan kejang.


DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Diagnosis akan semakin kuat jika tekanan darah menurun secara berarti pada saat penderita berdiri dan kembali normal jika penderita berbaring.


PENGOBATAN
Jika penyebab hipotensi ortostatik tidak dapat diobati, maka yang dapat dilakukan adalah mengurangi atau menghilangkan gejalanya. Orang yang rentan sebaiknya tidak duduk atau berdiri secara tiba-tiba, atau tidak berdiri terlalu lama.

Jika tekanan darah rendah disebabkan oleh pengumpulan darah di tungkai, bisa digunakan stoking elastik. Jika penyebabnya adalah tirah baring yang lama, penderita bisa mengatasi keadaan ini dengan duduk tegak untuk waktu yang lebih lama setiap harinya.

Efedrin atau fenilefrin bisa membantu mempertahankan tekanan darah. Volume darah juga dapat ditambah dengan meningkatkan asupan garam dan jika perlu bisa diberikan hormon yang menyebabkan tertahannya garam (misalnya fludrocortisone). Penderita yang tidak memiliki kegagalan jantung atau tekanan darah tinggi sering dianjurkan untuk menambahkan garam pada makanan mereka secara bebas atau dianjurkan untuk memakan tablet garam.

Orang tua dengan hipotensi ortostatik sebaiknya banyak minum air dan sedikit atau jangan minum alkohol. Jika pengobatan diatas gagal, bisa diberikan obat lainnya (propanolol, dihydroergotamine, indometasin dan metoclopramide).


PROGNOSIS

Penderita diabetes dengan tekanan darah tinggi yang juga mengalami hipotensi ortostatik, memiliki prognosis yang buruk. Jika penyebabnya adalah volume darah yang rendah atau obat tertentu, keadaan ini bisa diatasi dengan segera.