Friday, August 6, 2010

Anak Autis Bisa Masuk Sekolah Umum, Asal...

anak autisAnak- anak dengan kebutuhan khusus seperti autis biasanya disekolahkan di sekolah inklusi atau justru melakukan belajar di rumah (home scholing) untuk menyesuaikan dengan keterbatasan intelegensia mereka. Namun bukan berarti anak autis tidak dapat bersekolah di sekolah umum. Apabila sudah memenuhi standar komunikasi, perilaku, dan emosi tak bukan tidak mungkin anak autis dapat sekolah di sekolah umum.

Menurut Tri Gunadi, OT, S.Psi, konsultan anak berkebutuhan khusus Yayasan Medical Exercise Therapy (YAMET), ada tiga hal utama yang harus dimiliki anak autis sebelum ia belajar di sekolah umum, yakni anak mampu berkomunikasi verbal dan non verbal, gangguan perilaku sudah hilang, serta tidak ada lagi gangguan emosi.

"Kemampuan verbal klasikal maksudnya anak bisa memahami perkataan orang lain. "Misalnya, ada guru berkata,"Nak ayo buka bukunya di halaman 6, maka anak mampu melakukannya," kata Tri. Sementara itu gangguan emosi yang dimaksud ialah anak tidak egois atau mau menang sendiri. "Misalnya ada anak yang di suruh duduk tidak mau, maunya main puzzle. Nah, itu menunjukkan emosinya masih tinggi sehingga bisa disebut masih bermasalah," katanya.

Syarat lainnya adalah anak mampu tidak mendistraksi atau terdistraksi anak lain. Ini berarti anak tidak mengganggu dan terganggu oleh anak lain. "Jangan sampai anak justru mengganggu temannya yang sedang belajar," katanya yang ditemui di acara Autism & Friends:Talent and Art Showcase, di Jakarta beberapa waktu lalu.

Sebelum orangtua memutuskan untuk memasukkan anaknya di sekolah umum, Tri juga menyarankan agar anak memiliki kemampuan akademis, meski hal ini sebenarnya bisa dikejar setelah anak masuk sekolah.

Gayatri Pamoedji, aktivis dan pendiri Masyarakat Peduli Autis Indonesia mengungkapkan, karena keterbatasan anak autis dalam kemampuan bersosialisasi, sebaiknya orangtua berhati-hati dalam memutuskan kapapn anak autis masuk sekolah. Jangan sampai karena orangtua terburu-buru mendaftarkan anaknya di sekolah (padahal anak belum mampu) anak menjadi trauma dan takut akan lingkungan sekolah untuk seterusnya. "Pada prinsipnya anak bisa bersosialisasi kalau ia sudah mampu dan mau," katanya.

Ia menambahkan, komunikasi yang baik antara orangtua dan sekolah merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan anak. "Berawal dari apa yang perlu dikomunikasikan orangtua pada pihak sekolah, buatlah daftar kemampuan dan kesulitan yang dihadapi anak sehari-hari. Daftar ini lalu dibicarakan dengan guru kelas dan kepala sekolah agar sekolah lebih siap mengantisipasi kebutuhan dan dukungan yang dibutuhkan anak," kata wanita yang putra sulungnya juga menyandang autis ini.


Penulis: M01-10 | Editor: Anna
Sumber: KOMPAS health