Friday, February 5, 2010

Kebotakan (Alopesia)

DEFINISI
Kebotakan (alopesia) adalah hilangnya sebagian atau seluruh rambut. Sejalan dengan pertambahan usia, pada pria dan wanita akan terjadi penurunan kepadatan rambut. Pria memiliki pola kebotakan khusus yang berhubungan dengan hormon testosteron. Jika seorang pria tidak menghasilkan testosteron (akibat kelainan genetik atau dikebiri), maka dia tidak akan memiliki pola kebotakan tersebut. Wanita juga memiliki pola kebotakan yang khusus.

Alopesia paling sering terjadi pada kulit kepala, biasanya terjadi secara bertahap dan bisa seluruh kulit kepala kehilangan rambutnya (alopesia totalis) atau hanya berupa bercak-bercak di kulit kepala. Sekitar 25% pria mulai mengalami kebotakan pada usia 30 tahun dan sekitar duapertiga pria menjadi botak pada usia 60 tahun.

Rata-rata kulit kepala mengandung 100.000 helai rambut dan setiap harinya, rata-rata sebanyak 100 helai rambut hilang dari kepala. Setiap helai rambut berumur 4,5 tahun, dengan pertumbuhan sekitar 1 cm/bulan. Biasanya pada tahun ke 5 rambut akan rontok dan dalam waktu 6 bulan akan diganti oleh rambut yang baru. Kebotakan yang diturunkan terjadi akibat kegagalan tubuh untuk membentuk rambut yang baru, bukan karena kehilangan rambut yang berlebihan.


PENYEBAB
Penyebabnya bisa berupa:
  • Keturunan
  • Penuaan
  • Perubahan hormon
  • Demam
  • Keadaan kulit lokal
  • Penyakit sistemik
  • Obat-obat tertentu, misalnya yang digunakan untuk mengobati kanker atau vitamin A yang berlebihan
  • Pemakaian sampo dan pengering rambut yang berlebihan
  • Stres emosional atau stres fisik
  • Perilaku cemas (kebiasaan menarik-narik rambut atau menggaruk-garuk kulit kepala)
  • Luka bakar
  • Terapi penyinaran
  • Tinea kapitis
  • Trikotilomania.

GEJALA
Kebotakan Pola Pria

Kebotakan pola pria adalah suatu pola khusus dari kebotakan pada pria, yang disebabkan oleh perubahan hormon dan faktor keturunan. Kebotakan terjadi karena adanya penciutan akar rambut yang menghasilkan rambut yang lebih pendek dan lebih halus. Hasil akhir dari keadaan ini adalah akar rambut yang sangat kecil, yang tidak memiliki rambut. Penyebab gagalnya pertumbuhan rambut baru belum sepenuhnya dimengerti, tetapi hal ini berhubungan dengan faktor keturunan dan hormon androgen, terutama dihidrotestosteron yang berasal dari testosteron.

Kebotakan pola pria dimulai pada garis rambut; secara bertahap, garis rambut mundur membentuk huruf M. Rambut menjadi lebih halus dan tidak tumbuh sepanjang sebelumnya. Rambut di ubun-ubun juga mulai menipis dan pada akhirnya ujung atas dari garis rambut yang berbentuk M bertemu dengan ubun-ubun yang menipis, membentuk kebotakan yang menyerupai tapal kuda.




Kebotakan Pola Wanita

Kebotakan pola wanita adalah kehilangan rambut pada wanita akibat perubahan hormon, penuaan dan faktor keturunan. Kebotakan terjadi karena adanya kegagalan pertumbuhan rambut yang baru. Penyebab dari kegagalan tersebut belum sepenuhnya dimengerti, tetapi diduga berhubungan dengan faktor keturunan, penuaan dan kadar hormon androgen. Perubahan kadar hormon androgen bisa mempengaruhi pertumbuhan rambut. Setelah menopause, banyak wanita yang merasakan rambutnya menipis, sedangkan rambut wajahnya menjadi lebih kasar.

Pola kebotakan pada wanita berbeda dengan kebotakan pada pria. Rambut di garis rambut (dahi) tetap, sedangkan rambut di bagian kepala lainnya menipis. Mungkin terdapat kehilangan rambut yang lebih di ubun-ubun, tetapi jarang berkembang menjadi kebotakan total seperti yang terjadi pada pria.

Kebotakan pada wanita juga bisa disebabkan oleh:
- kerontokan rambut yang bersifat sementara (effluvium telogen)
- kerusakan rambut akibat penataan rambut, pengeritingan atau penarikan rambut
- alopesia areata
- obat-obatan
- penyakit kulit tertentu.




Alopesia Toksika

Alopesia toksika atau alopesia karena keracunan bisa terjadi akibat:
  • Penyakit berat yang disertai demam tinggi.
  • Dosis yang berlebihan dari beberapa obat (terutama talium, vitamin A dan retinoid)
  • Obat kanker
  • Kelenjar tiroid atau kelenjar hipofisa yang kurang aktif
  • Kehamilan.
Kerontokan rambut bisa terjadi selama 3-4 bulan setelah penyakit atau keadaan lainnya. Biasanya kerontokan bersifat sementara dan rambut akan tumbuh kembali.


Alopesia Areata

Alopesia areata adalah suatu keadaan dimana secara tiba-tiba terjadi kerontokan rambut di daerah tertentu, biasanya pada kulit kepala atau janggut. Pada alopesia universalis terjadi kerontokan pada semua rambut tubuh; sedangkan pada alopesia totalis terjadi kebotakan total pada rambut kepala. Pola kebotakan yang terjadi adalah khas, yaitu berupa bercak berbentuk bundar. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi kadang dihubungkan dengan penyakit autoimun.





Trikotilomania

Trikotilomania adalah hilangnya rambut sebagai akibat dari dorongan yang kuat untuk menarik-narik rambut. Hilangnya rambut bisa membentuk suatu bercak bundar atau tersebar di kulit kepala. Trikotilomania merupakan suatu perilaku kompulsif, yang mungkin berasal dari adanya stres emosional maupun stres fisik. Paling sering ditemukan pada anak-anak, tetapi kebiasaan ini bisa menetap sepanjang hidup penderita.




Alopesia Karena Jaringan Parut

Kebotakan terjadi di daerah jaringan parut. Jaringan parut mungkin berasal dari luka bakar, cedera berat atau terapi penyinaran.

Penyebab lain dari alopesia karena jaringan parut adalah:
- lupus eritematosus
- liken planus
- infeksi bakteri atau jamur yang bersifat menetap
- sarkoidosis
- tuberkulosis
- kanker kulit.


DIAGNOSA
Menentukan jenis kebotakan secara sederhana hanya melalui pengamatan terkadang sulit, karena itu dilakukan biopsi kulit untuk membantu menegakkan diagnosisnya. Dengan biopsi bisa diketahui keadaan dari akar rambut sehingga bisa ditentukan penyebab dari kebotakan.

Pola kebotakan pria maupun wanita biasanya didiagnosis berdasarkan pola dan gambaran hilangnya rambut.


PENGOBATAN
Kehilangan rambut karena penyakit, terapi penyinaran atau pemakaian obat, tidak memerlukan pengobatan khusus. Jika penyakitnya membaik atau jika pengobatan dihentikan, biasanya rambut akan kembali tumbuh. Selama rambut masih dalam pertumbuhan, penderita bisa menggunakan rambut palsu, topi atau penutup kepala lainnya. Kebotakan pola pria maupun wanita bersifat menetap. Jika penderita merasa tidak terganggu dengan penampilannya, maka tidak perlu dilakukan pengobatan.

Ada 2 macam obat yang digunakan untuk mengatasi kebotakan pola pria maupun wanita, yaitu minoxidil dan propesia. Minoxidil dioleskan langsung ke kulit kepala. Obat ini bisa memperlambat kerontokan rambut, tetapi bila pemakaiannya dihentikan, maka kebotakan akan kambuh kembali. Propesia menghambat pembentukan hormon yang berperan dalam terjadinya kebotakan. Obat ini lebih efektif dibandingkan dengan minoxidil dan tidak menimbulkan efek terhadap kadar testosteron dalam tubuh.

Pencangkokan rambut dilakukan dengan mengangkat sekumpulan kecil rambut dari daerah dimana rambut masih tumbuh dan menempatkannya di daerah yang mengalami kebotakan. Hal ini bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut di daerah donor dengan resiko infeksi yang rendah. Prosedur ini mungkin harus dilakukan secara berulang dan biayanya mahal.

Cara lain yang aman dan tidak terlalu mahal untuk mengatasi kebotakan pola pria maupun wanita adalah merubah gaya penyisiran rambut atau menggunakan rambut palsu.

Untuk alopesia areata bisa dilakukan pengobatan berikut:
- corticosteroid topikal (dioleskan langsung ke kulit kepala)
- suntikan steroid subkutan (dibawah kulit)
- terapi sinar ultraviolet
- mengoleskan bahan iritatif ke daerah yang botak untuk merangsang pertumbuhan kembali.

Pada trikotilomania, mencukur kepala bisa mempertahankan rambut, tetapi tidak mengatasi akar permasalahannya. Orang tua sebaiknya membantu menemukan masalahnya dan ikut terlibat dalam pengobatan. Dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan psikis.