Sunday, February 7, 2010

Hydrocele

DEFINISI
Hydrocele adalah penumpukan cairan pada selaput yang melindungi testis atau testes.


PENYEBAB
Hydrocele bisa ada ketika lahir atau terjadi kemudian di dalam hidup. Hal ini paling sering terjadi setelah usia 40 tahun. Biasanya penyebabnya tidak diketahui. Meskipun begitu, keadannya kadangkala diakibatkan oleh sebuah gangguan testicular (misal, luka, epididymitis, atau kanker).


GEJALA
Biasanya, hydrocele tidak menyebabkan gejala; hal ini ditemukan sebagai bengkak yang tidak menyakitkan di sekitar testis.


DIAGNOSA
Seorang dokter bisa menyinari lampu terang pada bengkak (transillumination) untuk memastikan diagnosa. Pemeriksaan ultrasonik pada testis dilakukan pada hal yang luar biasa-misal, pada pria muda dengan sebab tidak nyata untuk hydrocele. Ultrasonik bisa mengungkapkan infeksi atau tumor.


PENGOBATAN
Kebanyakan hydrocele tidak membutuhkan pengobatan. Meskipun begitu, operasi pengangkatan kadangkala dilakukan untuk hydrocele yang tidak biasa besarnya.

Massa Skrotum

DEFINISI
Massa Skrotum adalah suatu benjolan atau pembengkakan yang bisa dirasakan di dalam skrotum (kantung zakar).

Massa skrotum yang jinak bisa merupakan:
  • Hematokel
  • Hidrokel
  • Varikokel
  • Spermatokel.

PENYEBAB
Penyebab terbentuknya massa di dalam skrotum bervariasi dan bisa merupakan sesuatu yang jinak maupun keganasan.

Penyebab dari pembentukan massa skrotum bisa berupa:
- Peradangan maupun infeksi (misalnya epididimitis)
- Cedera fisik pada skrotum
- Herniasi (hernia inguinalis)
- Tumor.
Angka kejadian dan faktor resikonya bervariasi, tergantung kepada penyebabnya.


GEJALA
Secara umum, massa skrotum menimbulkan gejala sebagai berikut:
  • Benjolan/pembengkakan di dalam skrotum, dengan ataupun tanpa rasa nyeri
  • Bisa terjadi kemandulan
  • Skrotum membesar.

Hematokel

Hematokel adalah penimbunan darah yang biasanya terjadi setelah skrotum mengalami cedera. Jika hanya sedikit, biasanya darah akan kembali diserap; tetapi jika banyak, perlu dilakukan pembedahan untuk membuangnya.


Hidrokel

Hidrokel adalah penimbunan cairan di dalam selaput yang membungkus testis, yang menyebabkan pembengkakan lunak pada salah satu testis. Hidrokel bisa merupakan bawaan lahir atau didapat di kemudian hari; bisa hanya menyerang salah satu maupun kedua sisi skrotum.

Hidrokel sering ditemukan pada bayi baru lahir. Hidrokel terjadi akibat adanya kegagalan penutupan saluran tempat turunnya testis dari rongga perut ke dalam skrotum. Cairan peritoneum mengalir melalui saluran yang terbuka tersebut dan terperangkap di dalam skrotum sehingga skrotum membengkak. Secara normal, hidrokel akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa bulan setelah bayi lahir.

Hidrokel juga bisa terjadi akibat:
- peradangan atau cedera pada testis maupun epididimis
- penyumbatan cairan atau darah di dalam korda spermatika.
Kadang hidrokel berhubungan dengan hernia inguinalis. Jika jumlah cairan yang terkumpul berubah-ubah, maka kemungkinan besar penyebabnya adalah hernia inguinalis.





Varikokel

Varikokel adalah varises di dalam skrotum. Varikokel terjadi akibat kelainan pada katup vena di sepanjang korda spermatika. Kelainan katup ini menghambat aliran darah sehingga darah mengalir kembali dan terjadi pelebaran vena. Perkembangan varikokel biasanya berlangsung lambat dan bisa tanpa gejala. Lebih sering menyerang pria berusia 15-25 tahun.

Varikokel merupakan penyebab terjadinya kemandulan pada 39% penderita kemandulan. Varikokel yang muncul secara tiba-tiba pada usia lanjut bisa disebabkan oleh tumor ginjal yang telah mengenai vena renalis dan menyebabkan gangguan aliran darah melalui vena spermatika.

Varikokel biasanya terbentuk di skrotum sebelah kiri, massa ini biasanya terasa/tampak nyata jika penderita berdiri dan menghilang jika penderita bersandar karena aliran darah ke vena tersebut berkurang.




Spermatokel

Spermatokel adalah suatu massa di dalam skrotum yang menyerupai kista, yang mengandung cairan dan sel sperma yang mati. Jika ukurannya besar dan mengganggu, bisa dilakukan pembedahan untuk mengangkatnya.




DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pemeriksan fisik menunjukkan adanya massa di dalam skrotum yang:
- Unilateral (hanya ditemukan pada salah satu testis)
- Lunak
- Licin, berkelok-kelok atau bentuknya tidak beraturan
- Berfluktuasi, berbatas tegas atau padat.

Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan adalah:
  • USG skrotum
  • Biopsi.
Adanya hidrokel bisa diketahui dengan menyinari skrotum dengan lampu senter. Skrotum yang terisi cairan jernih akan tembus cahaya (transiluminasi). Varikokel teraba sebagai massa yang berkelok-kelok di sepanjang korda spermatika.


PENGOBATAN
Hematokel, hidrokel dan spermatokel biasanya jinak dan tidak perlu diobati. Kadang perlu dilakukan pembedahan untuk membuang darah, cairan ataupun sel-sel yang mati. Hidrokel biasanya tidak berbahaya dan pengobatan biasanya baru dilakukan jika penderita sudah merasa terganggu atau merasa tidak nyaman atau jika hidrokelnya sedemikian besar sehingga mengancam aliran darah ke testis.

Pengobatannya bisa berupa aspirasi (pengisapan cairan) dengan bantuan sebuah jarum atau pembedahan. Tetapi jika dilakukan aspirasi, kemungkinan besar hidrokel akan berulang dan bisa terjadi infeksi. Setelah dilakukan aspirasi, bisa disuntikkan zat sklerotik (misalnya tetrasiklin, natrium tetra desil sulfat atau urea) untuk menyumbat/menutup lubang di kantung skrotum sehingga cairan tidak akan tertimbun kembali.

Hidrokel yang berhubungan dengan hernia inguinalis harus diatasi dengan pembedahan sesegera mungkin. Varikokel bisa diatasi secara konservatif dengan menggunakan penyangga skrotum. Tetapi jika nyeri menetap, terjadi kemandulan atau terjadi penciutan testis, maka dilakukan ligasi (pengikatan).

Varicocele

DEFINISI
Varicocele adalah sebuah kondisi dimana suplai darah pada testis membentuk pembuluh varises. Pembuluh darah / vena mengandung klep yang mencegah darah mengalir kembali. Kerusakan klep disebabkan oleh varicocele. Varicocele biasanya terbentuk pada sisi sebelah kiri skrotum dan tidak menghasilkan gejala. Kemungkinan lain, varicocele bisa menyebabkan rasa sakit dan perasaan penuh yang mengganggu. Varicocele dirasakan seperti sekantong cacing ketika pria sedang berdiri.

Meskipun begitu, pembengkakan tersebut biasanya hilang ketika dia berbaring karena aliran darah menuju pembuluh yang melebar berkurang. Jarang, sebuah varicocele mempengaruhi kesuburan. Jika gejala-gejalanya parah, seorang dokter bisa mengobati varicocele dengan cara operasi pengikatan pembuluh yang terkena.

Luka Pada Penis

DEFINISI
Beberapa jenis luka bisa mengenai penis. Penis terjepit pada resleting celana adalah yang sering terjadi, tetapi luka yang diakibatkan biasanya sembuh dengan segera. Potongan dan luka sembuh segera tanpa pengobatan tetapi bisa memerlukan antibiotik jika terjadi infeksi. Luka pada urethra (pembukaan pada ujung penis) bisa memerlukan pengobatan khusus lainnya, biasanya dilakukan oleh ahli urologi (dokter yang khusus mendiagnosa dan mengobati gangguan genitourinary).

Patah pada penis bisa terjadi dari tekukan berlebihan pada ereksi penis. Rasa sakit dan bengkak dari kerusakan struktur yang mengendalikan ereksi dan diikuti kesulitan dalam berhubungan seks atau berkemih. Patah pada penis biasanya terjadi selama hubungan seks yang hebat. Operasi darurat biasanya diperlukan untuk memperbaiki beberapa patahan untuk mencegah lekukan tidak normal pada penis atau disfungsi ereksi permanen (impoten). Penis bisa juga sebagian atau sepenuhnya terluka. Penyambungan kembali pada penis yang parah kadangkala bisa dilakukan, tetapi sensasi yang utuh dan fungsi jarang kembali normal.

Daerah pada skrotum mudah luka. Kekuatan tumpul (misal, tendangan atau pukulan keras) sering kali menyebabkan luka. Meskipun begitu, kadangkala tembakan atau tikaman menembus skrotum atau testis. Jarang terjadi, skrotum terlepas dari testis. Luka testis terjadi tiba-tiba, rasa sakit hebat, biasanya dengan mual dan muntah. Ultrasonik bisa menunjukkan apakah testis telah pecah. Ice pack, cawat olah raga, dan obat-obatan untuk rasa sakit dan mual biasanya efektif untuk mengobati pendarahan dalam di dalam atau di sekitar testis. Testis yang pecah memerlukan operasi perbaikan. Ketika skrotum terlepas, testis bisa mati atau kehilangan kemampuan untuk memproduksi hormon atau sperma. Operasi untuk menanamkan di bawah kulit paha atau perut bisa menyelamatkan testis.

Penyakit Peyronie

DEFINISI
Penyakit Peyronie adalah suatu keadaan yang ditandai dengan terbentuknya plak atau benjolan keras pada penis. Plak bisa terbentuk di bagian atas maupun di bagian bawah penis serta di dalam lapisan yang mengandung jaringan erektil. Penyakit ini bermula sebagai peradangan lokal dan bisa berkembang menjadi jaringan parut yang keras.


PENYEBAB
Banyak ahli yang merasa yakin bahwa plak pada penyakit ini terbentuk setelah terjadinya trauma (misalnya pemukulan) yang menyebabkan perdarahan lokal di dalam penis. Daerah yang mengalami kerusakan mengalami penyembuhan yang lambat atau abnormal akibat trauma yang berulang dan sedikitnya jumlah darah yang sampai ke daerah tersebut.

Jika keadaan ini terus berlangsung selama bertahun-tahun, maka plak bisa berkembang menjadi jaringan fibrosa yang keras, bahkan terjadi perkapuran atau pengendapan kalsium. Beberapa ahli mengatakan bahwa penyakit ini merupakan penyakit autoimun.

Sejumlah obat telah menyebutkan penyakit Peyronie sebagai efek sampingnya:
- Obat anti hipertensi dan obat jantung (beta bloker) - Obat anti kejang (fenitoin)
- Obat untuk sklerosis multipel (interferon).
Tetapi kemungkinan terjadinya penyakit Peyronie akibat mengkonsumsi obat-obat tersebut sangat kecil.

Penyakit ini terjadi pada 1% pria. Paling sering menyerang pria setengah baya, tetapi bisa juga ditemukan pada pria yang lebih muda dan pria yang lebih tua. Sekitar 30% penderita mengalami pembentukan fibrosa di bagian tubuh lainnya (misalnya kaki atau tangan).


GEJALA
Gejalanya timbul secara perlahan. Pada kasus yang berat, plak yang mengeras menyebabkan berkurangnya kelenturan penis, sehingga timbul nyeri dan ketika ereksi penis menjadi melengkung. Lama-lama nyeri akan berkurang tetapi karena penis melengkung, penderita mengalami kesulitan dalam melakukan hubungan seksual.

Pada kasus yang lebih ringan, peradangan akan membaik tanpa disertai nyeri yang berarti maupun melengkungnya penis. Plak pada puncak batang penis menyebabkan penis melengkung ke atas, plak pada bagian bawah menyebabkan penis melengkung ke bawah. Beberapa penderita memiliki plak di bawah dan di atas sehingga terbentuk lekukan dan penis menjadi lebih pendek. Nyeri, penis yang melengkung dan stres emosional menyebabkan penderita tidak dapat melakukan hubungan seksual.

Jaringan fibrosa juga bisa menyebar ke jaringan erektil (korpus kavernosus) sehingga tidak terjadi ereksi.


DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.


PENGOBATAN
Penyakit Peyronie bisa menghilang dengan sendirinya setelah beberapa bulan. Bisa juga diberikan suntikan steroid pada daerah yang terkena. Yang lebih sering terjadi adalah bahwa jaringan fibrosa harus dibuang melalui pembedahan.

Pembedahan bisa menyembuhkan penyakit ini tetapi kadang menyebabkan pembentukan jaringan parut dan memperburuk keadaan. Pembedahan juga bisa menyebabkan impotensi. Pembedahan hanya dilakukan jika penis sangat melengkung sehingga penderita tidak dapat melakukan hubungan seksual.

Kelainan Penis

DEFINISI
Cedera pada Penis
Beberapa jenis cedera bisa mengenai penis. Penis sering terjepit oleh resleting celana, tetapi lukanya akan segera membaik. Jika luka atau iritasi pada penis mengalami infeksi, diberikan antibiotik. Jika penis yang sedang mengalami ereksi terlipat secara berlebihan, bisa menimbulkan nyeri, kerusakan pada struktur yang mengontrol ereksi dan gangguan dalam melakukan hubungan seksual.

Balanopostitis adalah peradangan menyeluruh pada kepala penis (glans penis) dan kulitnya. Peradangan biasanya terjadi akibat infeksi jamur atau bakteri di bawah kulit pada penis yang tidak disunat. Penis menjadi nyeri, gatal-gatal, kemerahan dan membengkak, serta bisa menyebabkan terjadinya penyempitan uretra.

Penderita balanopostitis di kemudian hari bisa menderita balanitis xerotika oblitterans, fimosis, parafimosis dan kanker.

Balanitis xeronika obliterans merupakan peradangan menahun yang menyebabkan pengerasan berwarna putih di ujung penis. Biasanya penyebabnya tidak diketahui, tetapi bisa terjadi akibat infeksi atau reaksi alergi. Lubang uretra sering dikelilingi oleh daerah pengerasan ini, yang pada akhirnya bisa menyumbat aliran air kemih dan semen. Untuk mengatasi peradangan bisa digunakan krim antibiotik atau anti peradangan, tetapi uretra seringkali harus dibuka kembali melalui pembedahan.

Fimosis merupakan pengkerutan atau penciutan kulit depan penis. Fimosis merupakan suatu keadaan normal yang sering ditemukan pada bayi baru lahir atau anak kecil, dan biasanya pada masa pubertas akan menghilang dengan sendirinya. Pada pria yang lebih tua, fimosis bisa terjadi akibat iritasi menahun. Fimosis bisa mempengaruhi proses berkemih dan aktivitas seksual. Biasanya keadaan ini diatasi dengan melakukan penyunatan (sirkumsisi).

Pada parafimosis, kulit depan penis yang tertarik tidak dapat ditarik kembali melalui glans penis. Parafimosis bisa diatasi dengan sirkumsisi.

Eritroplasia Queyrat adalah daerah seperti beludru yang berwarna kemerahan pada kulit penis, biasanya di atas atau pada dasar glans penis. Hal ini biasanya terjadi pada pria yang tidak disunat. Jika tidak diobati bisa berubah menjadi keganasan. Diberikan krim yang mengandung fluorourasil. Karena berpotensi menjadi keganasan, maka kelainan ini harus diperiksa setiap beberapa bulan selama dan setelah pengobatan. Pengobatan lainnya yang bisa dilakukan adalah membuang jaringan abnormal tersebut melalui pembedahan.

Hipospadia merupakan suatu cacat bawaan dimana lubang uretra tidak terletak pada tempatnya, misalnya berada di bawah penis. Keadaan ini bisa diatasi dengan pembedahan.

Genital ambigus sangat jarang terjadi. Anak terlahir dengan alat kelamin yang tidak jelas, apakah pria atau wanita. Pada anak laki-laki, penisnya sangat kecil atau tidak ada, tetapi jaringan testikulernya ada. Ada juga anak yang memiliki jaringan testikuler dan jaringan ovarium.

Mikropenis jarang terjadi. Penis memiliki ukuran yang jauh di bawah ukuran rata-rata.




Kanker Penis

DEFINISI
Kanker Penis adalah keganasan pada penis.


PENYEBAB
Diduga penyebabnya adalah smegma (cairan berbau yang menyerupai keju, yang terdapat di bawah kulit depan glans penis). Tetapi penyebabnya yang pasti tidak diketahui. Pria tidak disunat yang tidak menjaga kebersihan daerah di bawah kulit depan glans penis dan pria yang pernah menderita herpes genitalis memiliki resiko tinggi menderita kanker penis.


GEJALA
Gejalanya berupa:
- luka pada penis
- luka terbuka pada penis
- nyeri penis dan perdarahan dari penis (pada stadium lanjut).


DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada penis tampak luka yang menyerupai jerawat atau kutil. Biopsi dilakukan untuk memperkuat diagnosis.


PENGOBATAN
Pengobatan kanker penis bervariasi, tergandung kepada lokasi dan beratnya tumor:
  • Kemoterapi
    Kemoterapi bisa dilakukan sebagai tambahan terhadap pengangkatan tumor.
  • Pembedahan
    Jika tumornya terbatas pada daerah kecil di ujung penis, dilakukan penektomi parsial (pengangkatan sebagian kecil penis).
    Untuk stadium lanjut dilakukan penektomi total disertai uretrostomi (pembuatan lubang uretra yang baru di daerah perineum).
  • Terapi penyinaran
    Terapi penyinaran dilakukan setelah pengangkatan tumor yang terlokalisir dan tumor yang belum menyebar.
    Efek samping dari terapi penyinaran adalah nafsu makan berkurang, lelah, reaksi kulit (misalnya iritasi dan kemerahan), cedera atau luka bakar pada rektum, sistitis dan hematuria.
    Penyinaran biasanya dilakukan sebanyak 5 kali/minggu selama 6-8 minggu.

Prostatitis (Radang Kelenjar Prostat)

DEFINISI
Prostatitis adala peradangan pada kelenjar prostat.




PENYEBAB
Biasanya penyebab prostatitis tidak diketahui, tetapi kadang merupakan penyebaran infeksi bakteri dari saluran kemih. Prostatitis juga bisa terjadi akibat infeksi jamur, virus dan protozoa.


GEJALA
Infeksi prostat menyebabkan nyeri di selangkangan, daerah antara penis dan anus serta punggung bagian bawah. Infeksi juga menyebabkan demam dan menggigil. Penderita menjadi sering berkemih dan mengalami desakan untuk berkemih, air kemihnya mengandung darah.

Infeksi bakteri bisa menyebar ke skrotum (kantung zakar) menyebabkan rasa nyeri yang hebat, pembengkakan, kemerahan dan jika disentuh terasa sangat nyeri.
Karena nyeri, penderita juga mengalami impotensi.


DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada pemeriksan colok dubur, prostat teraba membengkak dan nyeri jika disentuh. Kadang dilakukan pemeriksaan terhadap air kemih atau cairan prostat.


PENGOBATAN
Jika penyebabnya bukan infeksi, untuk meringankan gejalanya bisa dilakukan:
  • Berendam di air hangat dalam posisi duduk
  • Pemijatan prostat secara periodik
  • Ejakulasi sesering mungkin.
Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (misalnya acetaminofen atau aspirin). Mengkonsumsi pelunak tinja dan banyak minum juga bisa membantu mengurangi gejala.

Jika penyebabnya adalah infeksi bakteri, diberikan antibiotik per-oral (melalui mulut) selama 30-90 hari (misalnya trimethoprim-sulfamethoxazole). Jika antibiotik diberikan kurang dari waktu tersebut maka penyembuhan hanya bersifat sementara dan bisa menyebabkan infeksi menahun.

Kanker Prostat

DEFINISI
Kanker Prostat adalah suatu tumor ganas yang tumbuh di dalam kelenjar prostat. Kanker prostat sangat sering terjadi. Pemeriksaan mikroskopis terhadap jaringan prostat pasca pembedahan maupun pada otopsi menunjukkan adanya kanker pada 50% pria berusia diatas 70 tahun dan pada semua pria yang berusia diatas 90 tahun. Kebanyakan kanker tersebut tidak menimbulkan gejala karena penyebarannya sangat lambat.




PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui, meskipun beberapa penelitian telah menunjukkan adanya hubungan antara diet tinggi lemak dan peningkatan kadar hormon testosteron. Kanker prostat merupakan penyebab kematian akibat kanker no 3 pada pria dan merupakan penyebab utama kematin akibat kanker pada pria diatas 74 tahun. Kanker prostat jarang ditemukan pada pria berusia kurang dari 40 tahun.

Pria yang memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker prostat adalah pria kulit hitam yang berusia diatas 60 tahun, petani, pelukis dan pemaparan kadmium. Angka kejadian terendah ditemukan pada pria Jepang dan vegetarian.

Kanker prostat dikelompokkan menjadi:
  • Stadium A : benjolan/tumor tidak dapat diraba pada pemeriksaan fisik, biasanya ditemukan secara tidak sengaja setelah pembedahan prostat karena penyakit lain.
  • Stadium B : tumor terbatas pada prostat dan biasanya ditemukan pada pemeriksaan fisik atau tes PSA.
  • Stadium C : tumor telah menyebar ke luar dari kapsul prostat, tetapi belum sampai menyebar ke kelenjar getah bening.
  • Stadium D : kanker telah menyebar (metastase) ke kelenjar getah bening regional maupun bagian tubuh lainnya (misalnya tulang dan paru-paru).

GEJALA
Biasanya kanker prostat berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan gejala sampai kanker telah mencapai stadium lanjut. Kadang gejalanya menyerupai BPH, yaitu berupa kesulitan dalam berkemih dan sering berkemih. Gejala tersebut timbul karena kanker menyebabkan penyumbatan parsial pada aliran air kemih melalui uretra.

Kanker prostat bisa menyebabkan air kemih berwarna merah (karena mengandung darah) atau menyebabkan terjadinya penahanan air kemih mendadak. Pada beberapa kasus, kanker prostat baru terdiagnosis setelah menyebar ke tulang (terutama tulang panggul, iga dan tulang belakang) atau ke ginjal (menyebabkan gagal ginjal). Kanker tulang menimbulkan nyeri dan tulang menjadi rapuh sehingga mudah mengalami fraktur (patah tulang).

Setelah kanker menyebar, biasanya penderita akan mengalami anemia. Kanker prostat juga bisa menyebar ke otak dan menyebabkan kejang serta gejala mental atau neurologis lainnya.

Gejala lainnya adalah:
  • Segera setelah berkemih, biasanya air kemih masih menetes-netes
  • Nyeri ketika berkemih
  • Nyeri ketika ejakulasi
  • Nyeri punggung bagian bawah
  • Nyeri ketika buang air besar
  • Nokturia (berkemih pada malam hari)
  • Inkontinensia uri (beser)
  • Nyeri tulang atau tulang nyeri jika ditekan
  • Hematuria (darah dalam air kemih)
  • Nyeri perut
  • Penurunan berat badan.




DIAGNOSA
Cara terbaik untuk menyaring kanker prostat adalah melakukan pemeriksaan colok dubur dan pemeriksaan darah. Colok dubur pada penderita kanker prostat akan menunjukkan adanya benjolan keras yang bentuknya tidak beraturan. Pada pemeriksaan darah dilakukan pengukuran kadar antigen prostat spesifik (PSA), yang biasanya meningkat pada penderita kanker prostat, tetapi juga bisa meningkat (tidak terlalu tinggi) pada penderita BPH.

Jika pada pemeriksaan colok dubur ditemukan benjolan, maka dilakukan pemeriksaan USG. Dengan melakukan rontgen atau skening tulang, bisa diketahui adanya penyebaran kanker ke tulang.

Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
  • Analisa air kemih
  • Sitologi air kemih atau cairan prostat
  • Biopsi prostat.

PENGOBATAN
Pengobatan yang tepat untuk kanker prostat masih diperdebatkan. Pilihan pengobatan bervariasi, tergantung kepada stadiumnya:
  • Pada stadium awal bisa digunakan prostatektomi (pengangkatan prostat) dan terapi penyinaran
  • Jika kanker telah menyebar, bisa dilakukan manipulasi hormonal (mengurangi kadar testosteron melalui obat-obatan maupun pengangkatan testis) atau kemoterapi.
Pembedahan
  1. Prostatektomi radikal (pengangkatan kelenjar prostat).
    Seringkali dilakukan pada kanker stadium A dan B.
    Prosedurnya lama dan biasanya dilakukan dibawah pembiusan total maupun spinal.
    Sebuah sayatan dibuat di perut maupun daerah perineum dan penderita harus menjalani perawatan rumah sakit selama 5-7 harai.
    Komplikasi yang mungkin terjadi adalah impotensia dan inkontinensia uri.
    Pada penderita yang kehidupan seksualnya masih aktif, bisa dilakukan potency-sparing radical prostatectomy.

  2. Orkiektomi (pengangkatan testis, pengebirian). Pengangkatan kedua testis menyebabkan berkurangnya kadar testosteron, tetapi prosedur ini menimbulkan efek fisik dan psikis yang tidak dapat ditolerir oleh penderita.
    Orkiektomi adalah pengobatan yang efektif, tidak memerlukan pengobatan ulang, lebih murah dibandingkan dengan obat-obatan dan sesudah menjalani orkiektomi penderita tidak perlu menjalani perawatan rumah sakit.
    Orkiektomi biasanya dilakukan pada kanker yang telah menyebar.

Terapi Penyinaran

Terapi penyinaran terutama digunakan untuk mengobati kanker stadium A, B dan C.
Biasanya jika resiko pembedahan terlalu tinggi, maka dilakukan terapi penyinaran. Terapi penyinaran terhadap kelenjar prostat bisa dilakukan melalui beberapa cara:
  1. Terapi penyinaran eksterna, dilakukan di rumah sakit tanpa perlu menjalani rawat inap.
    Efek sampingnya berupa penurunan nafsu makan, kelelahan, reaksi kulit (misalnya kemerahan dan iritasi), cedera atau luka bakar pada rektum, diare, sistitis (infeksi kandung kemih) dan hematuria.
    Terapi penyinaran eksterna biasanya dilakukan sebanyak 5 kali/minggu selama 6-8 minggu.

  2. Pencangkokan butiran yodium, emas atau iridium radioaktif langsung pada jaringan prostat melalui sayatan kecil.
    Keuntungan dari bentuk terapi penyinaran ini adalah bahwa radiasi langsung diarahkan kepada prostat dengan kerusakan jaringan di sekitarnya yang lebih sedikit.

Obat-Obatan
  1. Manipulasi hormonal.
    Tujuannya adalah mengurangi kadar testosteron. Penurunan kadar testosteron seringkali sangat efektif dalam mencegah pertumbuhan dan penyebaran kanker. Manipulasi hormonal terutama digunakan untuk meringankan gejala tanpa menyembuhkan kankernya, yaitu misalnya pada penderita yang kankernya telah menyebar.

    Obat sintetis yang fungsinya menyerupai LHRH (luteinizing hormone releasing hormone), semakin banyak digunakan untuk mengobati kanker prostat stadium lanjut. Contohnya adalah lupron atau zoladeks. Obat ini menekan perangsangan testis terhadap pembentukan testosteron (hal seperti ini disebut pengebirian kimiawi karena memiliki hasil yang sama dengan pengangkatan testis). Obat diberikan dalam bentuk suntikan, biasanya setiap 3 bulan sekali. Efek sampingnya adalah mual dan muntah, wajah kemerahan, anemia, osteoporosis dan impotensi.

    Obat lainnya yang digunakan untuk terapi hormonal adalah zat penghambat androgen (misalnya flutamid), yang berfungsi mencegah menempelnya testosteron pada sel-sel prostat. Efek sampingnya adalah impotensi, gangguan hati, diare dan ginekomastia (pembesaran payudara).

  2. Kemoterapi
    Kemoterapi seringkali digunakan untuk mengatasi gejala kanker prostat yang kebal terhadap pengobatan hormonal. Biasanya diberikan obat tunggal atau kombinasi beberapa obat untuk menghancurkan sel-sel kanker.

    Obat-obatan yang bisa digunakan untuk mengobati kanker prostat adalah:
    - Mitoxantronx
    - Prednisone
    - Paclitaxel
    - Dosetaxel
    - Estramustin
    - Adriamycin.
    Efek sampingnya bervariasi dan tergantung kepada obat yang diberikan.

Pemantauan

Apapun jenis pengobatan yang dijalaninya, penderita akan dipantau secara ketat mengenai perkembangan penyakitnya.
Pemantauannya meliputi:
  • Pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar PSA (biasanya setiap 3 bulan - 1 tahun).
  • Skening dan/atau CT scan tulang untuk mengetahui penyebaran kanker.
  • Pemeriksaan darah lengkap untuk memantau tanda-tanda dan gejala anemia.
  • Pemantauan tanda dan gejala lainnya yang menunjukkan perkembangan penyakit (misalnya kelelahan, penurunan berat badan, nyeri yang semakin hebat, penurunan fungsi usus dan kandung kemih serta kelemahan).

Pembesaran Prostat Jinak (BPH, Benign Prostatic Hyperplasia)

DEFINISI
Pembesaran Prostat Jinak (BPH, Benign Prostatic Hyperplasia) adalah pertumbuhan jinak pada kelenjar prostat, yang menyebabkan prostat membesar. Pembesaran prostat sering terjadi pada pria di atas 50 tahun.




PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi mungkin akibat adanya perubahan kadar hormon yang terjadi karena proses penuaan. Kelenjar prostat mengeliling uretra (saluran yang membawa air kemih keluar dari tubuh), sehingga pertumbuhan pada kelenjar secara bertahap akan mempersempit uretra. Pada akhirnya aliran air kemih mengalami penyumbatan. Akibatnya, otot-otot pada kandung kemih tumbuh menjadi lebih besar dan lebih kuat untuk mendorong air kemih keluar.

Jika seorang penderita BPH berkemih, kandung kemihnya tidak sepenuhnya kosong.
Air kemih tertahan di dalam kandung kemih, sehingga penderita mudah mengalami infeksi dan membentuk batu. Penyumbatan jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan pada ginjal. Pada penderita BPH, pemakaian obat yang mengganggu aliran air kemih (misalnya antihistamin yang dijual bebas) bisa menyebabkan penyumbatan.

GEJALA
Gejala awal timbul jika prostat yang membesar mulai menyumbat aliran air kemih. Pada mulanya, penderita memiliki kesulitan untuk memulai berkemih. Penderita juga merasakan bahwa proses berkemihnya belum tuntas.

Penderita menjadi lebih sering berkemih pada malam hari (nokturia) dan jika berkemih harus mengedan lebih kuat. Volume dan kekuatan pancaran berkemih juga menjadi berkurang dan pada akhir berkemih air kemih masih menetes. Akibatnya kandung kemih terisi penuh sehingga terjadi inkontinensia uri (beser).

Pada saat penderita mengedan untuk berkemih, vena-vena kecil pada uretra dan kandung kemih bisa pecah sehingga pada air kemih terdapat darah. Penyumbatan total menyebabkan penderita tidak dapat berkemih sehingga penderita merasakan kandung kemihnya penuh dan timbul nyeri hebat di perut bagian bawah. Jika terjadi infeksi kandung kemih, akan timbul rasa terbakar selama berkemih, juga demam. Air kemih yang tertahan di kandung kemih juga menyebabkan bertambahnya tekanan pada ginjal, tetapi jarang menyebabkan kerusakan ginjal yang menetap.


DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Dilakukan pemeriksaan colok dubur untuk merasakan/meraba kelenjar prostat. Dengan pemeriksaan ini bisa diketahui adanya pembesaran prostat, benjolan keras (menunjukkan kanker) dan nyeri tekan (menunjukkan adanya infeksi).

Biasanya dilakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui fungsi ginjal dan untuk penyaringan kanker prostat (mengukur kadar antigen spesifik prostat atau PSA). Pada penderita BPH, kadar PSA meningkat sekitar 30-50%. Jika terjadi peningkatan kadar PSA, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan apakah penderita juga menderita kanker prostat.

Untuk mengukur jumlah air kemih yang tersisa di dalam kandung kemih setelah penderita berkemih, dilakukan pemasangan kateter atau penderita diminta untuk berkemih ke dalam sebuah uroflometer (alat yang digunakan untuk mengukur laju aliran air kemih). Dengan menggunakan USG, bisa diketahui ukuran kelenjar dan ditentukan penyebab terjadinya BPH. Kadang dilakukan pemeriksaan dengan endoskopi yang dimasukkan melalui uretra untuk mengetahui penyebab lainnya dari penyumbatan aliran air kemih.

Untuk mengetahui adanya penyumbatan aliran air kemih bisa dilakukan pemeriksaan rontgen IVP. Analisa air kemih dilakukan untuk melihat adanya darah atau infeksi.


PENGOBATAN
Obat-obatan
  1. Alfa 1-blocker
    Contohnya doxazosin, prazosin, tamsulosin dan terazosin.
    Obat-obat tersebut menyebabkan pengenduran (relaksasi) otot-otot pada kandung kemih sehingga penderita lebih mudah berkemih.
  2. Finasterid
    Finasterid menyebabkan berkurangnya kadar hormon prostat sehingga memperkecil ukuran prostat.
    Obat ini juga menyebabkan meningkatnya laju aliran air kemih dan mengurangi gejala. Tetapi diperlukan waktu sekitar 3-6 bulan sampai terjadinya perbaikan yang berarti.
    Efek samping dari Finasterid adalah berkurangnya gairah seksual dan impotensi.
  3. Obat lainnya
    Untuk mengobati prostatitis kronis, yang seringkali menyertai BPH, diberikan antibiotik.

Pembedahan
Pembedahan biasanya dilakukan terhadap penderita yang mengalami:
- inkontinensia uri
- hematuria (darah dalam air kemih)
- retensio uri (air kemih tertahan di dalam kandung kemih)
- infeksi saluran kemih berulang.
Pemilihan prosedur pembedahan biasanya tergantung kepada beratnya gejala serta ukuran dan bentuk kelenjar prostat.
  1. TURP (trans-urethral resection of the prostate)
    TURP merupakan pembedahan BPH yang paling sering dilakukan. Endoskopi dimasukkan melalui penis (uretra). Keuntungan dari TURP adalah tidak dilakukan sayatan sehingga mengurangi resiko terjadinya infeksi. 88% penderita yang menjalani TURP mengalami perbaikan yang berlangsung selama 10-15 tahun. Impotensi terjadi pada 13,6% penderita dan 1% penderita mengalami inkontinensia uri.

  2. TUIP (trans-urethral incision of the prostate)
    TUIP menyerupai TURP, tetapi biasanya dilakukan pada penderita yang memiliki prostat relatif kecil.
    Pada jaringan prostat dibuat sebuah sayatan kecil untuk melebarkan lubang uretra dan lubang pada kandung kemih, sehingga terjadi perbaikan laju aliran air kemih dan gejala berkurang.
    Komplikasi yang mungkin terjadi adalah perdarahan, infeksi, penyempitan uretra dan impotensi.

  3. Prostatektomi terbuka.
    Sebuah sayatan bisa dibuat di perut (melalui struktur di belakang tulang kemaluan/retropubik dan diatas tulang kemaluan/suprapubik) atau di daerah perineum (dasar panggul yang meliputi daerah skrotum sampai anus). Pendekatan melalui perineum saat ini jarangn digunakan lagi karena angka kejadian impotensi setelah pembedahan mencapai 50%.
    Pembedahan ini memerlukan waktu dan biasanya penderita harus dirawat selama 5-10 hari.
    Komplikasi yang mungkin terjadi adalah impotensi (16-32%, tergantung kepada pendekatan pembedahan) dan inkontinensia uri (kurang dari 1%).
Pengobatan lainnya yang efektivitasnya masih dalam penelitian adalah hipertermia, terapi laser dan prostatic stents.

Jika derajat penyumbatannya masih minimal, bisa dilakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:
  • Mandi air panas
  • Segera berkemih pada saat keinginan untuk berkemih muncul
  • Melakukan aktivitas seksual (ejakulasi) seperti biasanya
  • Menghindari alkohol
  • Menhindari asupan cairan yang berlebihan (terutama pada malam hari)
  • Untuk mengurangi nokturia, sebaiknya kurangi asupan cairan beberapa jam sebelum tidur
  • Penderita BPH sebaiknya menghindari pemakaian obat flu dan sinus yang dijual bebas, yang mengandung dekongestan karena bisa meningkatkan gejala BPH.

Erectile Dysfunction (ED) / Disfungsi Ereksi

DEFINISI
Disfungsi Ereksi (impotensi)/ Erectile Dysfunction (ED) adalah ketidakmampuan untuk mencapai atau menjaga ereksi tetap pada waktu penetrasi.
  • Penyebabnya bisa karena gangguan yang mengurangi aliran darah atau kerusakan syaraf yang menuju penis, gangguan hormon, penggunaan obat-obatan tertentu, atau masalah psikologi.
  • Pada kebanyakan pria, gairah seks (libido) juga menurun.
  • Sebuah pemeriksaan fisik (termasuk pengukuran tekanan darah), tes darah, uji ereksi selama tidur, dan kadangkala ultrasonography dapat mengenali pemicu gangguan disfungsi ereksi.
  • Obat-obatan, diberikan melalui mulut atau disuntikkan ke dalam penis, dapat membantu, begitu juga alat penekan dan vakum dan terapi psikologi.

Setiap pria adakalanya tidak bisa mencapai ereksi, adalah normal. Disfungsi ereksi terjadi ketika persoalan yang sering atau terus-menerus.

Disfungsi ereksi bisa ringan sampai parah. Seorang pria dengan disfungsi ereksi ringan kadangkala bisa mencapai ereksi penuh, namun lebih sering mencapai ereksi yang tidak cukup untuk penetrasi atau tidak ereksi sama sekali. Seorang pria dengan disfungsi ereksi parah jarang bisa mencapai ereksi. Disfungsi ereksi menjadi lebih sering terjadi seiring usia namun bukan bagian dari proses penuaan normal. Sekitar setengah dari pria berusia 65 tahun dan tiga perempat pria berusia 80 tahun mengalami disfungsi ereksi.


PENYEBAB
Untuk mencapai ereksi, penis membutuhkan peredaran darah masuk yang cukup, peredaran darah keluar yang melambat.dan fungsi yang tepat pada syaraf yang mengatur ke dan dari penis.

Gangguan yang mempersempit arteri dan mengurangi pemasukan darah (seperti atherosclerosis, diabetes, tekanan darah tinggi, dan tingkat kolesterol darah yang tinggi) atau operasi yang mempengaruhi pembuluh darah dapat menyebabkan disfungsi ereksi. Juga, ketidaknormalan dalam pembuluh pada penis kadangkala bisa kembali mengalirkan darah ke dalam tubuh dengan cepat sehingga ereksi tidak bisa dipertahankan meskipun aliran darah tercukupi.

Kerusakan syaraf menuju atau dari penis dapat menghasilkan disfungsi ereksi. Kerusakan serupa dapat diakibatkan dari bagian panggul atau operasi perut (umumnya operasi prostat), terapi radiasi, penyakit tulang belakang, diabetes, multiple sclerosis, atau gangguan seputar syaraf.

Faktor resiko lainnya termasuk stroke, merokok, alkohol, dan obat-obatan. Obat-obatan umumnya menyebabkan disfungsi ereksi (umumnya pada pria yang lebih tua) termasuk antihipertensi, anti depresan. Beberapa sedatif, cimetidine, beberapa diuretik, antipsikotik, dan obat-obatan illicit. Adakalanya, gangguan hormon (seperti rendahnya tingkat testosterone) menyebabkan disfungsi ereksi. Demikian juga, faktor-faktor yang mengurangi tingkat energi seorang pria (seperti sakit, lelah, dan stress) dapat membuat kesulitan mencapai ereksi.<

Masalah psikologi yang dapat menyebabkan disfungsi seksual dapat mempengaruhi kemampuan untuk mencapai ereksi. Hal psikologis menyebabkan lebih sering terjadi pada pria lebih muda. Setiap situasi stress yang baru, seperti berganti pasangan seks atau masalah dengan hubungan atau di tempat kerja, juga bisa memberi kontribusi.


GEJALA
Gairah seks (libido) seringkali menurun pada pria dengan disfungsi ereksi, meskipun beberapa pria mempertahankan libido secara normal. Tanpa memperhatikan perubahan libido, pria dengan disfungsi ereksi mempunyai kesulitan dalam berhubungan seks yang mana disebabkan penis yang ereksi tidak cukup keras, panjang atau bertambah untuk penetrasi atau karena ereksi tidak dapat terbentuk. Beberapa pria berhenti mengalami ereksi ketika tidur atau bangun. Yang lainnya bisa mencapai ereksi kuat kadangkala namun tidak bisa mencapai atau menjaga ereksi di lain waktu.

Pada saat tingkat hormon testosteron rendah, akibatnya lebih mungkin turunnya libido daripada disfungsi ereksi. Sebagai tambahan, tingkat testosteron yang rendah bisa menimbulkan pengeroposan tulang, kehilangan tenaga, dan kehilangan kepadatan otot.


DIAGNOSA
Untuk mendiagnosa penyebab disfungsi ereksi, dokter bertanya seputar penyakit dan kondisi yang bisa berperan serta dalam disfungsi ereksi dan obat-obatan yang digunakan. Pemeriksaan fisik umum, termasuk pemeriksaan organ kelamin dan prostat, dilakukan. Dokter bisa mengukur fungsi syaraf yang mensuplai kelamin. Mengukur tekanan darah pada kaki dan menghitung detak pada kaki dan tangan bisa mengungkap masalah pada pembuluh arteri.

Contoh darah bisa diambil untuk mengukur kadar testosteron. Beberapa tes darah dapat membantu mengenali penyakit yang mungkin menyebabkan disfungsi ereksi sementara atau tetap, seperti diabetes atau infeksi.

Jika masalahnya pada arteri atau pembuluh dicurigai, tes khusus dapat dilakukan. Contohnya, sebuah alat dapat digunakan di rumah untuk mengukur ereksi selama tidur (pada waktu terjadinya normal). Jika ereksi ada selama tidur, penyebabnya mungkin sekali psikologi, sebaliknya bila ereksi tidak ada selama tidur, penyebabnya mungkin sekali fisik. Ultrasonography juga bisa digunakan untuk mengukur aliran darah ke penis.


PENGOBATAN
Tahukah Anda...
  • Adakalanya ketidakmampuan untuk mencapai ereksi adalah normal dan bukan berarti orang tersebut mengalami disfungsi ereksi.
  • Sekitar setengah dari pria yang lebih tua dari 65 tahun dan seperempat pria yang lebih tua dari 80 tahun bisa sering cukup ereksi untuk penetrasi.
  • Kadar Testosteron rendah cenderung mengurangi gairah seks dibandingkan menyebabkan disfungsi ereksi.
  • Perpaduan dari obat-obatan yang disuntikkan ke dalam penis dan alat untuk mendorong atau melakukan penghisapan ke penis efektif sekali dan mengurangi banyak efek samping dari obat-obatan yang diminum.
  • Terapi psikologi dapat menolong pada disfungsi ereksi yang penyebab nya fisik,
Tindakan yang dapat membantu mencegah atau mengontrol memberi kontribusi disfungsi ereksi, seperti tekanan darah tinggi, atherosclerosis, dan diabetes, juga bisa membantu memperbaiki disfungsi ereksi, meskipun efeknya kemungkinan kecil. Contohnya, menurunkan berat badan, olahraga, dan berhenti merokok bisa membantu. Beberapa pria dan pasangannya dapat memilih untuk mengikuti semua pengobatan untuk disfungsi ereksi. Kontak fisik tanpa ereksi bisa memuaskan kebutuhan mereka untuk keintiman dan terpenuhi.

Kadangkala, berhenti menggunakan obat tertentu dapat meningkatkan ereksi. Beberapa obat tradisional untuk disfungsi ereksi tersedia, namun belum terbukti khasiatnya. Untuk pria yang memilih mengikuti pengobatan, ada banyak pilihan.

Pengobatan dengan obat : banyak obat-obatan digunakan untuk mengobati disfungsi ereksi. Kebanyakan obat-obatan yang diberikan untuk mengobati disfungsi ereksi meningkatkan aliran darah ke penis. Kebanyakan obat-obatan ini diberikan melalui mulut, namun beberapa obat-obatan bisa dioleskan-dengan suntikan atau diselipkan ke dalam penis.

Sildenafil, vardenafil dan tadalafil dikenal sebagai penghalang phosphodiesterase. Ini adalah obat-obatan yang sering digunakan untuk mengobati disfungsi ereksi. Efektif pada pria dengan disfungsi ereksi sekitar 60 sampai 75 %. Obat-obatan ini digunakan melalui mulut sekitar 1 hari sebelum aktifitas seks. Tadalafil efektif untuk sekitar satu hari, lebih lama dari sildenafil. Beberapa merek dagang bernama Viagra dan vardenafil, yang efektif untuk sekitar 4 sampai 6 jam. Obat-obatan ini efektif hanya pada waktu seorang pria bangkit hasrat seksnya. Efek samping dari penghalang phosphodiesterase termasuk sakit kepala, muka merah, hidung kaku, perut melilit, gangguan penglihatan.

Efek samping yang lebih serius, termasuk tekanan darah rendah yang berbahaya, dapat terjadi ketika penghalang phosphodiesterase diberikan dengan obat-obatan tertentu (seperti nitrogliserin atau amyl nitrit). Karena resiko ini. Pria seharusnya tidak menggunakan penghalang phosphodiesterase jika mereka menggunakan nitrogliserin. Jarang terjadi, pria pengguna obat-obatan ini mengalami kebutaan, meskipun bisa saja kebutaan tidak ada hubungannya dengan pemakaian obat. Penghalang phosphodiesterase dapat menyebabkan rasa sakit, ereksi lama, namun sangat jarang terjadi.

Obat-obatan oral lainnya yang telah digunakan untuk mengobati disfungsi ereksi adalah phentolamine, yohimbine dan testosteron. Mereka memiuliki kegunaan yang terbatas dan dapat menimbulkan efek samping yang signifikan.

Obat-obatan suntik atau dimasukkan ke penis memperlebar arteri dan menambah aliran darah ke penis. Pria yang tidak bisa menggunakan obat-obatan melalui mulut kadangkala bisa diobati dengan obat ini. Sebuah contoh adalah alprostadil, dalam bentuk sebuah kaplet (supositoria), yang bisa dimasukkan ke dalam penis melalui saluran kencing. Hal ini dapat menyebabkan light-headedness, rasa terbakar pada penis, atau, adakalanya, ereksi yang menyakitkan dalam waktu lama (priapism). Karena efek samping serius ini adakalanya terjadi, seorang pria biasanya menggunakan dosis pertama di bawah pengawasan dokter di ruangan dokter.

Seorang pria juga bisa memancing ereksi dengan menyuntikkan obat-obatan (seperti alprostadil sendiri atau kombinasi dari alprostadil, papaverine, dan phentolamine) ke dalam batang penisnya. Suntikan adalah salah satu yang paling efektif untuk mencapai ereksi, menghasilkan ereksi 80 sampai 90% pria dengan disfungsi ereksi. Meskipun begitu, banyak pria enggan untuk menyuntik penisnya. Lagipula, suntikan ini kadangkala menyakitkan dan adakalanya menimbulkan priapism, dan suntikan berulang bisa menghasilkan luka pada jaringan.

Terapi pengganti testosteron dapat menolong pria yang menderita disfungsi ereksi yang disebabkan tidak normalnya kadar testosteron. Berbeda dengan obat-obatan lain, yang cara kerjanya meningkatkan aliran darah ke penis, testosteron bekerja memperbaiki kekurangan hormon. Testosteron bisa digunakan dalam berbagai bentuk, termasuk koyo, krim topical, dan suntikan. Efek samping bisa termasuk disfungsi hati, jumlah sel darah merah meningkat, dan meningkatkan resiko stroke. Pengganti testoteron sendiri jarang cukup untuk mengatasi disfungsi ereksi. Apakah testoteron meningkatkan resiko kanker prostate belum jelas, tetapi pria yang menggunakan testoteron seharusnya dimonitor secara seksama.

Penekanan (mengikat) dan alat vakum : disfungsi ereksi bisa seringkali dikendalikan dengan menggunakan alat penekan dengan atau tanpa alat vakum. Alat-alat ini memampukan seorang pria untuk menghindari efek samping yang diakibatkan terapi obat. Alat penekan di antara pengobatan disfungsi ereksi lainnya setidaknya tidak mahal. Alat ini (seperti pita dan cincin terbuat dari metal, karet, atau kulit) dipasang di pangkal penis untuk memperlambat aliran darah. Alat kesehatan ini dapat dibeli dengan resep dokter di apotik, namun versi murah (sering disebut cock ring) bisa dibeli ditoko-toko yang menjual perlengkapan seks.

Alat vakum (yang terdiri dari ruang berongga rapat untuk sumber isapan) dipasang melampaui penis, membuat segel. Penghisap mekanik dipasang ke ruang penarik darah ke dalam penis, menghasilkan ereksi. Beberapa alat vakum yang memiliki alat penekan yang diarahkan ke ujung penis. Jika tidak, alat penekan bisa dipakai terpisah. Operasi : ketika disfungsi ereksi tidak bereaksi kepada pengobatan lain, sebuah alat yang merangsang ereksi (prothesis) bisa ditanamkan lewat operasi pada penis.

Berbagai prostheses bisa dijumpai. Salah satu tipe terdiri dari sepasang tangkai kukuh, yang dimasukkan ke dalam masing-masing korpus cavernosa untuk membuat zakar keras secara permanen. Jenis protese lain adalah suatu balon yang dapat membesar yang dimasukkan ke dalam zakar. Sebelum berhubungan badan, laki-laki menggembungkan balon dengan pompa internal yang kecil. Operasi implantation penile protese memerlukan waktu menginap di rumah sakit sebentar dan penyembuhannya selama 6 minggu sebelum hubungan badan.

Terapi psikologi : beberapa jenis terapi psikologi (termasuk teknik modifikasi prilaku, seperti teknik fokus pada sensasi) dapat meningkatkan faktor mental dan emosional yang berperan terhadap disfungsi ereksi. Terapi psikologi bahkan bisa menolong pada waktu disfungsi ereksi mengalami penyebab fisik, karena faktor psikologi sering menjadi masalah.

Terapi khusus dipilih berdasarkan keadaan psikologis tertentu yang menyebabkan disfungsi ereksi pada pria. Contohnya, jika pria menderita depresi, psikoterapi dapat menolong disfungsi ereksi. Antidepresan dapat menolong disfungsi ereksi dengan menghilangkan depresi, tetapi antidepresan itu sendiri bisa mengurangi gairah seks dan menyebabkan disfungsi ereksi, jadi pengaruhnya sulit diprediksi. Terkadang psikoterapi dapat mengurangi ketertarikan berhubungan seks pada pria penderita disfungsi ereksi karena berbagai penyebab. Perkembangannya membutuhkan waktu yang lama, dan membutuhkan beberapa sesi. Seorang pria, dan pasangannya, harus memiliki motivasi yang tinggi supaya psikoterapinya bekerja.

Disfungsi Seksual Pria

DEFINISI
Pada laki-laki, disfungsi seksual mengacu kepada kesulitan terlibat dalam hubungan seks. Disfungsi seksual meliputi berbagai gangguan yang mempengaruhi gairah seks (libido), kemampuan untuk mencapai atau menjaga ereksi (disfungsi ereksi, atau impoten), ejakulasi, dan kemampuan untuk mencapi orgasme.

Anda perlu tahu ....
  • Disfungsi seksual bisa mempengaruhi dorongan seks atau kemampuan untuk mengalami ereksi, untuk ejakulasi, atau mengalami orgasme.
  • Seberapa besar disfungsi seksual berhubungan dengan faktor fisik dan seberapa besar berhubungan dengan faktor psikologi bisa jadi sulit atau mustahil untuk dibedakan.
Disfungsi ereksi bisa diakibatkan dari baik faktor fisik atau psikologi. Banyak masalah seks diakibatkan dari kombinasi faktor fisik dan psikologi. Masalah fisik bisa menyebabkan masalah psikologi (seperti gelisah, takut, atau stress), yang bisa menjadi masalah fisik yang menjengkelkan. Para pria kadangkala menekan dirinya sendiri atau merasa tertekan oleh pasangannya untuk melakukan seks dengan baik dan menjadi terganggu ketika tidak dapat melakukannya (menunjukkan kecemasan). Menunjukkan kecemasan bisa jadi menyusahkan dan tambah memperburuk kemampuan laki-laki untuk menikmati hubungan seks.

Penyebab-penyebab psikologi pada disfungsi seksual
  • Marah dengan pasangan.
  • Gelisah.
  • Depresi.
  • Berselisih atau bosan dengan pasangan.
  • Takut menghamili, bergantung kepada orang lain, atau kehilangan kendali.
  • Cuek dari kegiatan seks atau pada pasangan.
  • Merasa bersalah.
  • Terhalang atau terganggu mengenai tingkah laku seks.
  • Cemas (khawatir mengenai performa selama hubungan).
  • Mengalami trauma seks sebelumnya (misal, diperkosa, hubungan sedarah, kekerasan seks, atau disfungsi seks sebelumnya).
Disfungsi ereksi adalah disfungsi seksual paling sering terjadi pada pria. Penurunan libido juga mempengaruhi beberapa pria. Masalah dengan ejakulasi termasuk ejakulasi yang tidak terkendali sebelum atau segera setelah penetrasi vagina (ejakulasi premature), ejakulasi di dalam kandung kemih (ejakulasi retrograde), dan ketidakmampuan untuk ejakulasi (anejaculation).

Fungsi Seksual Normal

Fungsi seksual normal adalah interaksi kompleks meliputi baik pikiran (pikiran, ingatan, dan emosi) dan tubuh. Saraf, sirkulasi, dan sistem kelenjar endokrin (hormonal) seluruhnya berinteraksi dengan pikiran untuk menghasilkan reaksi seks. Kelembutan dan keseimbangan saling mempengaruhi di antara seluruh bagian sistem saraf yang mengendalikan reaksi seks pada pria.

Hasrat (juga disebut gairah seks atau libido) adalah keinginan untuk terlibat di dalam aktifitas seks. Hal itu kemungkinan dipicu oleh pikiran, perkataan, penglihatan, penciuman, atau sentuhan. Hasrat menyebabkan siklus tahap awal pada reaksi seks, terangsang.

Aktivitas seksual dan penyakit jantung
Kegiatan seks biasanya sedikit membebani daripada kegiatan fisik berat dan menengah oleh karena itu biasanya aman untuk pria dengan penyakit jantung. Meskipun resiko serangan jantung tinggi selama kegiatan seks dibandingkan selama istirahat, resiko masih sangat rendah sepanjang aktivitas seks.

Juga, pria yang aktif secara seksual dengan penyakit pada jantung dan sistem cardiovascular (termasuk angina, tekanan darah tinggi, gagal jantung, irama jantung yang tidak normal, dan penyumbatan pada klep aortic (aortic stenosis)) membutuhkan konsultasi dengan dokter mereka. Biasanya, aktivitas seks adalah aman jika penyakit ringan, jika penyebabnya hanya beberapa gejala, dan jika tekanan darah normal. Jika penyakit dalam tingkat menengah keparahan atau jika pria memiliki kondisi lain yang membuat serangan jantung terjadi, pemeriksaan kemungkinan diperlukan untuk memastikan seberapa aman kegiatan seks tersebut. Jika penyakitnya parah atau jika pria tersebut memiliki pembesaran jantung yang menyumbat aliran darah meninggalkan ventrikel sebelah kiri (obstructive cardiomyopathy), kegiatan seks harus ditunda sampai setelah pengobatan mengurangi keparahan pada gejala-gejala. Aktivitas seks harus ditunda sampai setidaknya 2 sampai 6 minggu setelah serangan jantung.

Penggunaan sildenafil, vardenafil, dan tadalafil kemungkinan berbahaya pada pria yang menggunakan nitrogliserin, seharusnya tidak menggunakan obat-obatan ini.

Paling sering, pemeriksaan untuk memastikan keamanan pada kegiatan seks meliputi memantau jantung sebagai tanda suplai darah yang kurang ketika orang tersebut berolahraga atau di atas treadmill. Jika suplai darah tercukupi selama olahraga, serangan jantung selama aktifitas seks sangat tidak mungkin sekali.
Terangsang adalah hasrat seks yang timbul. Selama terangsang, otak mengirimkan sinyal saraf melalui tulang belakang menuju penis. Arteri mensuplai darah menuju jaringan ereksi (corpora cavernosa dan corpus spongiosum) bereaksi dengan pelebaran (dilating). Arteri yang membesar secara dramatis meningkatkan aliran darah menuju daerah ini, dimana menjadi penuh dengan darah dan meluas. Otot lebih ketat di sekitar vena yang secara normal menahan darah dari penis, memperlambat aliran darah dan meningkatkan tekanan darah pada penis. Tekanan darah yang meningkat menyebabkan penis bertambah dalam panjang dan diameternya, menghasilkan ereksi. Juga, tegangan otot meningkat di seluruh tubuh.

Pada tahap plateau, rangsangan dan otot bertahan atau lebih intensif. Orgasme adalah puncak atau klimaks pada rangsangan seks. Ketika orgasme, otot menegang di seluruh tubuh lebih meningkat. Pria tersebut mengalami kontraksi pada otot panggul diikuti pelepasan otot yang tegang. Semen biasanya, tetapi tidak selalu, diejakulasi dari penis. Ejakulasi terjadi ketika saraf merangsang kontraksi otot di dalam organ reproduksi pria seperti seminal vesicle, prostat, dan pembuluh pada epididimid dan vas deferens. Kontraksi ini mendorong semen ke dalam urethra. Kontraksi pada otot di sekitar urethra lebih lanjut menggerakkan semen melalui dan keluar dari penis. Leher kantung juga menegang untuk menjaga semen mengalir kembali menuju kantung.

Meskipun ejakulasi dan orgasme seringkali terjadi hampir serempak, peristiwanya beda. Ejakulasi bisa terjadi tanpa orgasme. Juga, orgasme bisa terjadi tanpa ejakulasi, khususnya sebelum pubertas, atau dengan menggunakan obat-obatan tertentu (seperti beberapa antidepresan) atau setelah operasi (seperti pengangkatan kelenjar prostat). Kebanyakan pria mendapatkan orgasme sebagai kenikmatan yang tinggi.

Pada resolusi, seorang pria kembali dalam keadaan tidak bangun. Sekali ejakulasi terjadi atau orgasme terjadi, arteri penile mengkerut dan pembuluh relaks, mengurangi aliran darah, meningkatkan aliran darah keluar dan menyebabkan penis menjadi lemas (detumescence). Setelah orgasme, ereksi tidak bisa diperoleh untuk suatu jangka waktu (periode refractory), sering selama 20 menit atau kurang pada pria muda tetapi lebih lama pada pria yang lebih tua. Waktu diantara ereksi biasanya meningkat sesuai usia pria.

Masalah Sperma

DEFINISI
Untuk menjadi subur, seorang pria harus bisa untuk mengeluarkan sperma normal dalam jumlah yang cukup ke vagina wanita, dan sperma harus bisa membuahi sel telur. Kondisi yang bertentangan dengan proses ini bisa membuat seorang pria kurang subur.


PENYEBAB
Kondisi yang meningkatkan suhu pada testis (dimana sperma dihasilkan) bisa mengurangi jumlah sperma dalam jumlah besar dan gerakan sperma yang kuat bisa meningkatkan jumlah sperma yang tidak normal. Suhu kemungkinan meningkat dengan berhubungan dengan panas yang berlebihan, gangguan yang menghasilkan demam jangka panjang, testis yang tidak turun (kelainan langka yang hadir pada saat lahir, dan pembuluh varicose pada testis (varicocele).

Gangguan hormon tertentu atau genetik bisa menghalangi produksi sperma. Gangguan hormon termasuk hyperprolactinemia, hypothyroidusm, hypogonadism, dan gangguan pada kelenjar adrenalin (yang menghasilkan hormon testosteron dan hormon lain) atau kelenjar pituitari (yang mengendalikan produksi testosteron). Gangguan genetik meliputi kelainan pada kromosom seks, yang terjadi pada sindrom Klinefelter.

Penyebab lain pada pengurangan produksi sperma termasuk penyakit gondok yang mempengaruhi testis (penyakit gondok orchitis), luka pada testis, berhubungan dengan industri atau racun lingkungan, dan obat-obatan. Obat-obatan termasuk androgen (seperti testosteron), aspirin ketika digunakan untuk jangka waktu lama, chlorambucil, cimetidine, colchicines, kortikosteroid (seperti prednison), cotrimoxazole, cyclophosphamide, obat-obatan digunakan untuk mengobati malaria, estrogen digunakan untuk mengobati kanker prostat, mariyuana, medroxyprogesteron, methotrexate, penghambat monoamine oxidase (MAOIs-salah satu jenis antidepresan), nikotin, nitrofurantoin, opoid (narkotika), spironolactone, dan sulfasalazine.

Penggunaan steroid anabolik bisa mempengaruhi kadar hormon dan dengan demikian juga menghalangi produksi sperma. Mengkonsumsi alkohol secara berlebihan bisa mengurangi produksi sperma. Beberapa gangguan menghasilkan kekosongan lengkap pada sperma di dalam semen (azoospermia). Termasuk gangguan serius pada testis dan penyumbatan atau kehilangan vasa deferentia, kehilangan seminal vesicles, dan penyumbatan pada kedua kantung ejaculator.

Kadangkala, semen, yang mengandung sperma, bergerak dalam perintah yang salah (ke dalam kantung sebagai ganti penis turun). Gangguan ini, disebut ejakulasi retrograde, lebih sering terjadi pada pria yang mempunyai diabetes atau mereka yang mengalami operasi panggul, seperti pengangkatan prostat. Kemandulan bisa terjadi.


DIAGNOSA
Dokter bertanya kepada pria tersebut mengenai riwayat kesehatan dan melakukan penelitian fisik untuk berusaha mengidentifikasi penyebab. Dokter memeriksa kelainan fisik, seperti testis yang tidak turun, dan tanda hormon atau gangguan genetik yang bisa menyebabkan kemandulan. Kadar hormon (termasuk testosteron) kemungkinan diukur di dalam darah.

Seringkali, semen diperiksa, prosedur penyaringan utama untuk kemandulan pria, diperlukan. Untuk prosedur ini, pria tersebut diminta untuk tidak ejakulasi untuk 2 sampai 3 hari sebelum analisa. Kemudian dia diminta untuk ejakulasi, biasanya dengan masturbasi, ke dalam gelas penampung bening, dianjurkan di dalam laboratorium. Untuk pria yang mengalami kesulitan menghasilkan contoh semen dengan cara ini, kondom khusus yang tidak mempunyai pelumas atau racun kimia untuk sperma bisa digunakan untuk menampung semen selama hubungan seks.

Analisa didasarkan pada dua atau tiga contoh, diperoleh setidaknya 2 minggu terpisah, lebih masuk akal dibandingkan analisa yang didasarkan pada contoh tunggal. Volume pada contoh semen diukur. Apakah warna dan kekentalan semen adalah normal dipastikan. Sperma tersebut diteliti di bawah mikroskop untuk memastikan apakah mereka tidak normal dalam bentuk, ukuran, gerakan, atau jumlah.

Jika contoh semen tidak normal, analisa kemungkinan diulangi karena contoh dari pria yang sama secara normal sangat bervariasi. Jika semen masih terlihat tidak normal, dokter berusaha untuk mengidentifikasi penyebabnya. Meskipun begitu, jumlah sperma yang sedikit bisa mengindikasi hanya terlalu sedikit waktu telah berlalu sejak ejakulasi atau hanya beberapa semen disimpan dalam tempat penampungan. Lebih lanjut, jumlah sperma yang sedikit tidak berarti bahwa kesuburan berkurang, dan jumlah sperma normal tidak menjamin kesuburan.

Tes pada fungsi dan kualitas sperma bisa dilakukan. Salah satu tes mendeteksi antibodi pada sperma. Yang lainnya memastikan apakah selaput sperma tetap utuh. Masih yang lainnya bisa memastikan kemampuan sperma untuk memperoleh informasi lebih terperinci mengenai produksi sperma dan fungsi testis.


PENGOBATAN
Clomiphene, obat yang digunakan untuk memicu (induce) ovulasi pada wanita, kemungkinan digunakan untuk usaha meningkatkan jumlah sperma pada pria. Meskipun begitu, clomiphene tidak meningkatkan kemampuan sperma untuk memindahkan atau mengurangi jumlah sperma yang tidak normal, dan tidak terbukti meningkatkan kesuburan.

Untuk pria yang memiliki jumlah sperma normal, pembuahan buatan bisa sedikit meningkatkan kesempatan pasangan mereka untuk hamil. Teknik ini menggunakan bagian pertama pada semen yang diejakulasi, sperma yang sangat kental. Teknik yang memilih hanya sperma aktif (sperma yang dicuci) sedikit lebih berhasil. Pada pembuahan vitro, seringkali sperma intracytoplasmic disuntikan (suntikan sperma tunggal ke dalam sel telur tunggal), dan ganete intrafallopian tube transfer (GIFT) lebih kompleks dan prosedurnya mahal. Mereka berhasil mengobati berbagai jenis kemandulan pria.

Untuk pria yang tidak menghasilkan sperma, menyuntikkan wanita tersebut dengan sperma dari pria lain (seorang donor) kemungkinan dipertimbangkan. Karena bahaya penyakit kelamin menular, termasuk infeksi HIV, contoh semen segar dari donor tidak boleh digunakan. Sebagai gantinya, contoh sperma yang dibekukan diperoleh dari bank sperma bersertifikat, yang telah menguji donor untuk penyakit kelamin menular.

Varicocele bisa diobati dengan cara operasi. Kadangkala peningkatan kesuburan sebagai hasilnya. Pasangan pria yang memiliki masalah kesuburan kemungkinan diobati dengan gonadotropin manusia, untuk merangsang sel telur untuk matang dan bisa dilepaskan.